Debat Publik Cabup-Cawabup Trenggalek Perdana, Ini Tanggapan Warga Botoputih

oleh -88 Dilihat
oleh
Debat publik. (Ist)

TRENGGALEK, PETISI.COPasca Debat publik putaran perdana Cabup-Cawabup Trenggalek yang digelar oleh KPU di stasiun televisi swasta di Surabaya ditayangkan secara live pada 8 Oktober 2020 lalu, kini menyisakan kontroversi. Pasalnya, pada debat publik tersebut Cabup nomor urut 01 Alfan Rianto sempat menyebutkan masalah Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Kecamatan Bendungan.

Dalam debat publik tersebut, Paslon 01 Alfan Rianto-Zaenal Fanani serta Paslon Nomor 02 Mochamad Nur Arifin-Syah Muhammad Natanegara untuk saling menyampaikan visi misinya dan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.

Debat publik Cabup-Cawabup Trenggalek perdana dengan mengusung tema pembangunan ekonomi daerah dan pelayanan publik untuk kesejahteraan rakyat.

Lantas, saat moderator menanyakan untuk selingkar Wilis akan anda jadikan apa wilayah kecamatan Bendungan, khususnya agar wilayahnya anda tidak tertinggal dan mensinergikan dalam wadah “Tunggal Rogo Mandiri” (Tulungagung-Trenggalek-Ponorogo-Madiun-Nganjuk-Kediri).

Cabup nomor urut 01 (Alfan Rianto) menjawab bahwa persoalannya di sana (di Kecamatan Bendungan) adalah masalah SDM, dan masalah SDM harus benar-benar terdidik.

Kemudian, moderator melontarkan pada giliran Cabup nomor urut 02 Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin) untuk menanggapi.

Pada kesempatan tersebut, Cabup nomor urut 02 (Mochamad Nur Arifin) menanggapi jawaban Cabup nomor 01, Nur Arifin mengatakan tidak sepakat jika dikatakan SDM di Kecamatan Bendungan dikatakan minim.

Dalam hal ini, Nur Arifin memilih memberi kepercayaan kepada masyarakat Bendungan bahkan dirinya dengan tegas mengatakan tidak ada yang boleh memberi stigma bahwa masyarakat kabupaten Trenggalek ini minim.

Sementara itu pasca debat publik, yang menjadi perbincangan hangat warga masyarakat di Kecamatan Bendungan mengenai stigma SDM di Kecamatan Bendungan harus benar-benar terdidik.

Terpisah, SM (48) warga Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan, Trenggalek turut menanggapi mengenai hal SDM di wilayah Kecamatan Bendungan. Dirinya tidak setuju jika ada stigma SDM minim/rendah untuk masyarakat wilayah Kecamatan Bendungan.

“Bicara SDM, masyarakat Kecamatan Bendungan khususnya di Desa Botoputih sepertinya sudah lebih baik dan terus meningkat,” ujarnya, Minggu (11/10/2020) siang.

Lanjutnya, masyarakat Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan pada umumnya mayoritas sudah kreatif, ekonomi warga sudah mulai tertata dan terangkat dengan pemberdayaan susu sapi perah.

“Saat masa pandemi covid-19 seperti ini saja tidak terlalu terpengaruh, dan ekonomi tetap stabil,” sambungnya.

Bahkan, lanjut dia, desa Botoputih akan dijadikan sentra produksi susu. (par)

No More Posts Available.

No more pages to load.