Deteksi Perilaku Aneh pada Seseorang, Mengaku Sering Pingsan Lantas Kerasukan

oleh -54 Dilihat
oleh

Perjalanan Religi Bersama Cak Woto

 SUMENEP, PETISI.CO – Perjalanan religi kali ini mengarah ke kota kabupaten paling ujung timur di pulau Madura, yakni Kabupaten Sumenep.

Giat religi yang dilaksanakan, bukan ziarah ke makam waliyulloh,  namun membantu sesama (seseorang) yang mengaku sering pingsan, lantas merasa kerasukan makhluk halus.

Ketika mendapat Informasi dari kawan bahwa kami dimintai tolong oleh seseorang lantaran ada salah satu anggota keluarganya mengalami masalah aneh, kami langsung minta dikirimi foto orang bersangkutan sebut saja penderita.

Deteksi awal lewat foto plus data nama penderita, terbaca bahwa orang dimaksud memang mengalami gangguan non medis. Dalam bahasa kami adalah gangguan makhluk halus.

Selanjutnya disepakati, kami meluncur ke rumah si penderita di Sumenep, pada awal Juli 2017 . Sebelum kami berangkat, berpesan agar disiapkan uborampe yang berasal dari tanaman dan buah buahan. Setelah melewati perjalanan selama hampir 5 jam dengan menggunakan transportasi umum, kami sampai di rumah kawan yang berada di wilayah sebuah kecamatan sekitar 10 KM sebelum kota kabupaten.

Langkah awal yang dilakukan adalah berkirim doa kepada para leluhur wali Alloh yang ada di kota kabupaten tersebut. Hampir 30 menit bertawasul, ternyata dapat petunjuk perihal masalah yang akan kami bantu.

“Kamu harus hati-hati,  untuk sementara jangan dilakukan tindakanan apa apa, perbanyak wirid tasbih,” tutur energi positif yang sudah kami terjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Dawuh atau petunjuk tersebut tentunya kami pegang erat erat. Ketika sudah berada di rumah si penderita, belum lama kami berbincang dengan keluarganya, tiba tiba datang energi positif. Tentunya, energi posisitif yang datang kali ini bukan yang datang sebelumnya.

Yang jelas saya belum kenal, ya… baru kali pertama bertemu. Karena energi positif, dimana menurut kebiasaan kami, merupakan hal baik dalam proses pendeteksian.

“Air degan itu minumkan sekarang,“ pinta energi positif yang rawuh itu kepada kami.

Memang saat itu sudah tersedia air kelapa muda dalam gelas. Saat itu juga dawuh tersebut kami transfer kepada kawan agar petunjuk dilaksanakan. Bersamaan air degan diminum oleh pasien, saat itu pula dawuh lanjutan terucap.

“Tolong bantu anak itu, agar pintu gaibnya yang terbuka itu sampen tutup,” pintanya.

Mendengar hal tersebut langsung kami jawab “ Ya.”

Permintaan itu diulang sampai tiga kali, demikian jawab kami juga sebanyak 3 kali.

Sebenarnya dawuh dari energi positif tersebut tidak hanya kalimat itu saja, namun ada hal  lain yang cukup penting. Tapi maaf tidak bisa kami jabarkan secara fulgar lantaran merupakan kode etik  yang harus dipatuhi. Namun inti permasalahan sudah terbaca, bahwa si penderita yang masih remaja itu harus dibantu agar tidak lagi mengalami gangguan  kerasukan makhluk tidak kasad mata itu.

Ternyata teka teki selama ini yang membuat keluarga repot dan bingung, lantaran dalam sebulan terjadi kerasukan berulangkali dan sudah berlangsung sekitar 3 tahun itu , akhirnya sudah terjawab. Namun untuk pelaksanaan penyelesaian sangat membutuhkan ridho Alloh SWT. Oleh karena itu dalam setiap ibadah –termasuk bantu sesama seperti ini—selalu mengharap ridho-Nya.

Tanpa ridho Alloh tidak bisa sukses.  Selain itu, ibadah tawasul kepada leluhur waliyulloh juga kami lakukan agar lebih mudah dalam mendapatkan izin Sang Kholiq.

Semoga tulisan ini bisa bermanfat bagi pembaca yang budiman sekaligus sebagai wawasan religi guna meningkatkan ketakwaan dan keimanan  kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin. (suwoto)