Di Bawah Tangan Dingin Arif Mojosemi, Persemag Moncer

oleh -162 Dilihat
oleh

MAGETAN, PETISI.CO – Founder Persemag Magetan, Arif Mustofa merinding dan acungi empat jempol untuk Tim Persemag Magetan saat melihat pertandingan terakhir Liga 3 Jatim Skuad Macan Lawu Persemag Magetan melawan Perspa Pacitan di Stadion Menak Sopal Kabupaten Trengalek, Rabu (17/11/2021).

“Perjuangan yang sungguh luar biasa, bagaimana kiper kita juga harus berjuang ditengah kondisi sakit , namun pada akhirnya tetap bisa menjaga pertahanan di babak pertama, sehingga bisa menyamakan kedudukan dan ini luar biasa meskipun pada awalnya mendapatkan tekanan dari lawan, tetapi dengan tenang para pemain bisa menyamakan kedudukan 1:1,” terang Arif.

Di babak kedua, ia pun juga melihat permainan sangat luar biasa kerasnya perjuangan adik-adik kita semua dan dengan sikap fair play, meskipun harus dihentikan, tetapi teman-teman tidak terprovokasi dan bisa menanggapi semuanya dan kita serahkan keputusan kepada komisi disiplin, apa keputusannya.

“Dari hati yang paling dalam, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pemain, official juga seluruh pendukung, suporter dan semua pihak yang sudah terus mendoakan Persemag kita, sehingga bisa Insya Allah lolos ke 32 besar,” ujarnya.

“Mudah-mudahan malam ini sudah ada keputusan dan kalaupun nanti lolos kita akan persiapan menghadapi 32 besar  Liga 3 Jatim, sebuah prestasi setelah sekian lama kita fakum, dan tanpa prestasi, dan hari ini kita bisa tegak berdiri untuk Persemag untuk kebangaan masyarakat Magetan,” ungkapnya.

Kepala Pelatih (Coash) Persemag Windu Wibowo,  mengatakan,  yang pasti perjuangan dalam pertandingan itu tidak mudah, begitu banyak situasi yang kita hadapi, baik pertahanan maupun keinginan masyarakat Magetan, dan sebenarnya itu sebuah dukungan, tetapi terkadang malah menjadi beban bagi para pemain.

“Alhamdulilah sejauh ini kita semua bisa melewati babak group,” ujarnya.

Makanya, setiap mau pertandingan ia selalu menanyakan kepada seluruh pemain, apakah semuanya sehat. “Itu yang selalu saya tanyakan, karena kita selaku pelatih tidak tahu apa yang dirasakan oleh para pemain saat itu,” jelas Windu.

Mungkin pemain merasakan sedikit kurang enak badan dan mereka pengen bermain memperkuat tim ini, dan ini merupakan suatu pelajaran bagi kita jika pemain merasa sakit ya harus bilang sakit.

Karena jika terjadi sesuatu pasti mereka semua yang menanggung resikonya.

“Untuk itu hal ini menjadi pelajaran yang bagus buat kita ke depanya, agar lebih profesional lagi, jadi kalau merasa sakit agar bilang sakit, dan jika memang tidak siap juga harus bilang tidak siap, jadi kita bisa mencarikan solusi yang lebih baik,” ungkapnya.

Untuk hasil dalam permainan ini perlu kita disyukuri, lagi-lagi menjadi PR finising ada tiga peluang emas di depan penjaga gawang,  tapi tidak ada satupun yang menjadi gol dan itu yang sangat-sangat menjadi PR tim untuk giat berlatih.

Untuk poin secara regulasi, sebenarnya kita menang, karena berhenti ditengah pertandingan yang masih berjalan, tapi nanti apapun keputusannya kita akan terima, karena apapun keputusannya tidak merubah posisi kita di runner up groub H.

“Tapi mungkin nanti kalau memang dinyatakan seri kita akan melakukan protes karena buat pelajaran bagi kita semua tim-tim di Jawa timur’” ujarnya.

“Kalau kita tidak melakukan protes atau kita diamkan saja, takutnya kejadian ini akan terulang lagi, jadi ini agar menjadi pelajaran untuk semua tim,” pungkasnya.(pgh)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.