“Didiklah Anakmu Sesuai Zamannya”

oleh -107 Dilihat
oleh

Sejumlah televisi mulai berguguran. Begitu WA wartawan senior memberitahu saya.

Persaingan ke depan, dalam bidang apa pun, termasuk kasus pertelevisian di Indonesia: bukan adu kuat, adu besar atau adu kekayaan. Yang bisa bertahan adalah jika bisa beradaptasi dengan perubahan.

Kondisi babak-babak awal keterpurukan secara pelan-pelan bagi media massa, sejatinya sudah terasakan  20-25 tahun lalu. Saat media cetak mulai diiringi booming kehadiran televisi swasta.

Dalam perkembangannya, tanpa menunggu lama news program televise-televisi swasta  meraih kejayaan, karena keunggulan liputan berita dilengkapi gambar hidup.

Namun, secara alami televisi juga harus menghadapi perkembangan teknologi pemberitaan yang lebih cepat. Tepatnya tv-tv swasta mulai kewalahan dengan kehadiran media-media online yang mengedepankan kecepatan tayang (termasuk berita gambar dan video) meskipun secara kaidah jurnalistik belum bisa dibilang memenuhi.

Berita singkat-singkat, tanpa perlu memuat detail lengkap. Cenderung sak ènake. Yang penting lebih duluan, lebih cepat tayang.

Kalau ada perkembangan, tinggal ditambahkan di tayangan pemberitaan awal.

Di era media social (medsos)  dengan beragam aplikasinya, setiap orang bisa menjadi ‘wartawan’ tanpa latarbelakang pengetahuan jurnalistik yang memadai hingga kode etik jurnalistik yang menjadi pegangan setiap wartawan dalam bekerja.

Perkembangan apalagi yang akan menggantikan jurnalistik era medsos kini? Entahlah. Yang pasti,  persaingan bidang apapun, menyisakan yang mampu beradaptasi dengan perubahan.

Teringat ngendikanya Sang Pintu Ilmu, Sayyidina Ali ra : “Didiklah anakmu sesuai zamannya”.

#salam swegerwaras bregas, luurs.

No More Posts Available.

No more pages to load.