Dinas PMK dan BPB Linmas Kota Surabaya Gelar Latihan Simulasi

oleh -69 Dilihat
oleh
Dinas PMK dan BPB Linmas Kota Surabaya saat Latihan

SURABAYA, PETISI.CO Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya getol menggelar latihan gabungan yang diikuti Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) bersama Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) sebagai bentuk langkah antisipasi dan proteksi terhadap bencana.

Latihan kali ini digelar di halaman depan gedung Pemerintah Kota Surabaya, Jalan Jimerto Surabaya, Sabtu (30/11/2019).

Latihan kali ini memfokus pada teknik penyelamatan korban ketika terjadi suatu bencana, khususnya di gedung bertingkat sekaligus melatih penggunaan alat-alat penyelamatan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, kegiatan latihan  ini dalam rangka mengantisipasi dan sebagai langkah proteksi ketika terjadi suatu bencana. Baik bencana kebakaran, puting beliung ataupun gempa.

“Tujuannya ini untuk menyamakan keterampilan para petugas dalam penggunaan alat-alat untuk evakuasi keselamatan korban,” kata Dedik saat ditemui di sela kegiatan latihan gabungan.

Di bawah cuaca yang terik para petugas latihan tetap terlihat penuh semangat dalam mengikuti latihan ini. Beberapa unit kendaraan PMK juga dilibatkan salah satunya jenis Bronto Skylift yang dilengkapi dengan tabung penyelamat setinggi 55 meter dan tandu evakuasi.

Kegiatan latihan ini setidaknya diikuti oleh 19 orang anggota yang terdiri dari BPB Linmas dan Dinas Pemadam Kebakaran (PMK). Menurutnya ada beberapa hal yang menajadi fokus utama dalam latihan kali ini selain SOP (Standart Oprasional Prosedur) penggunaan tabung evakuasi.

“Ketika menggunakan tabung seluncur, dilarang menggunakan cincin, sabuk atau sepatu high heels yang dapat menyebabkan kerusakan pada tabung seluncur tersebut. Termasuk posisi sikap itu juga menentukan keselamatan dari korban,” katanya.

Pihaknya juga mengaku rutin memberikan sosialisasi langsung ke masyarakat. Sosialiasi itu berupa imbauan-imbauan dan langkah yang harus diambil ketika terjadi suatu bencana.

“Sosialisasi ke masyarakat itu juga gabungan, misal kalau terjadi gempa, puting beliung, apalagi ini kan menghadapi perubahan cuaca,” pungkasnya.(ananto)