Dinkes Bondowoso: Tidak Ada Desa yang Lockdown

oleh -113 Dilihat
oleh
Peta persebabaran Covid-19 di Kabupaten Bondowoso.

BONDOWOSO, PETISI.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, menggelar press conference mengenai Confirm Positif Covid-19 pertama di Bondowoso, Senin (6/4/2020).

Press conference ini, yang digelar dengan maksud agar info yang didapatkan oleh masyarakat bersumber dari satu pintu sehingga tidak banyak informasi, spekulasi, interpretasi yang salah di kalangan masyarakat.

Adapun sebagian isi dari pertemuan dengan sejumlah awak media, Kepala Dinkes Bondowoso, dr. Muhammad Imron meluruskan isu yang beredar di masyarakat mengenai pasien positif Covid-19 di Bondowoso.

Salah satu isu yang beredar mengenai ayah dari pasien positif tersebut, sudah bersalaman dengannya dan telah melakukan salat Jumat di masjid.

Menurutnya, isu ini tidaklah benar, pasien sudah mengisolasi diri semenjak datang dari pelatihan kompetensi bagi calon Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Surabaya, tanpa melakukan kontak sama sekali.

Termasuk berita mengenai lockdown di Desa Bukor, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso juga tidak benar.

“Berita yang beredar itu tidak benar karena sampai saat ini belum ada desa manapun di Bondowoso yang menerapkan lockdown dan sangat tidak dimungkinkan jika tingkat desa melakukan lockdown akan tetapi hanya menerapkan batasan-batasan seperti physical distancing,” jelasnya.

Selain itu, dr Imron juga menginformasikan perkembangan Orang Dalam Pantauan (ODP) di Bondowoso yang semakin meningkat. Peningkatan tersebut, setelah para santri datang dari pondok-pondok di luar kota.

“Sampai saat ini masih 83,47% ODP yang masih dalam pemantauan dan 16,53% yang sudah selesai pemantauan. Sampai tanggal 5 April 2020 telah diketahui terdapat satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Hasil tes satu orang PDP tersebut sudah keluar dan sudah dinyatakan sembuh setelah menjalani isolasi mandiri. Jadi untuk total ODP saat ini meningkat sebanyak 720,” katanya.

Ia juga berpesan kepada masyarakat Bondowoso, bahwa penyakit ini bukanlah sesuatu untuk dibully dan dikucilkan. Untuk para tetangga tidak perlu jaga jarak ataupun mengasingkan, karena para ODP, PDP, dan pasien positif sudah dalam penanganan medis. Sehingga masyarakat diminta untuk lebih mempercayai para tenaga medis.

“Mari kita bantu orang-orang di sekitar kita untuk lebih teredukasi mengenai pentingnya physical distancing serta lebih baik di rumah dan senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dan yang penting adalah hilangkan stigma bahwa jika terkena Covid-19 pasti akan mati,” pungkasnya. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.