Dispertahourtbun Sumenep Tinjau Lahan Sawah yang Terendam Banjir

oleh -168 Dilihat
oleh
Dispertahourtbun Sumenep saat melakukan peninjauan ke lahan padi Desa Nambakor Kecamatan Saronggi.

SUMENEP, PETISI.CO – Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahourtbun) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur lakukan peninjauan dan evaluasi lahan persawahan yang terendam banjir, Selasa (18/2/2020).

Lahan persawahan padi yang terdampak banjir yang dilakukan peninjauan Dispertahourtbun tepatnya di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahourtbun) Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto menjelaskan, data yang dimiliki sedikitnya ada 27 hektar lahan yang terendam.

“Mayoritas lahan padi itu baru berusia seumur jagung. Data kami itu sampai saat ini sudah ada sekitar 27 hektar lahan yang terendam banjir,” terangnya melalui Kasi Produksi Tanaman Pangan Dispertahortbun Sumenep, Bambang Eko Wicaksono.

Menurutnya, terdapat dua desa yang nyaris semua lahan pertanian dilanda banjir, diantaranya di Desa Patean, Kecamatan Batuan dan Desa Muangan, Kecamatan Saronggi.

Dua desa itu dikatakannya, untuk belakangan ini sering menjadi langganan banjir dikala musim hujan. Bahkan disebutkannya hampir tiap tahun mengalami, tapi paling parah tahun ini.

“Sebab air dari Desa Sendir Kecamatan Lenteng, dan dari Kecamatan Batuan kebanyakan mengalir ke dua desa tersebut,” ungkapnya.

Pihaknya melanjutkan, kemungkinan besar diprediksi tanaman padi warga akan rusak dan gagal panen, jika dalam kurun waktu hingga tiga hari kondisi resapan air tidak bisa menampungnya.

“Sebaliknya, kalau dalam tiga hari ke depan air tersebut bisa menyusut, maka kemungkinan tanaman padi masih selamat. Namun kalau sampai satu minggu belum juga terserap, padi bisa rusak sampai kering,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa saat ini Dispertahourtbun kabupaten Sumenep akan melakukan evaluasi terkait banjir di persawahan itu.

Termasuk juga pihaknya menyatakan akan mengevaluasi apakah perlu para petani yang lahannya terdampak banjir mendapatkan asuransi atau tidak.

“Karena semua data yang kami terima ini, termasuk hasil survei ke lokasi, akan kami evaluasi. Nanti akan kita adukan ke Jasindo Agri, apakah perlu mendapatkan asuransi atau tidak. Tapi biasanya lokasi-lokasi seperti ini sudah terdaftar,” paparnya.

Sebelumnya, pada Senin (17/2/2020) hujan deras dengan intensitas tinggi membuat sejumlah sungai banjir dan meluap hingga ke permukiman warga di sejumlah desa. Hujan dalam kurun waktu yang cukup lama itu juga membuat sejumlah lahan persawahan warga yang ditanami padi juga ikut terendam. (ily)

No More Posts Available.

No more pages to load.