Dituding tak Respon Masyarakat, Kapolsek Masalembu : Kapasitasnya Apa?

oleh -77 Dilihat
oleh
Masyarakat setempat saat mendatangi Mapolsek Masalembu Sumenep

SUMENEP, PETISI.CO – Masyarakat menuding Kapolsek Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ada indikasi mendapatkan sesuatu (fee,red) dari bos teripang di Desa/Pulau Kramian.

Sesuai pengakuan masyarakat Masalembu, Hariyadi, bahwa pada  Selasa (18/2/2020) lalu, pihaknya bersama pemuda lainnya Ali Wafa, mendatangi Mapolsek Kecamatan Masalembu.

Dengan tujuan meminta Kapolsek Masalembu untuk melakukan sosialisasi ataupun investigasi terkait banyaknya jumlah korban penyelam teripang yang meninggal, yang ada di Desa/Pulau Kramian Kecamatan Masalembu Sumenep.

“Dan Kapolsek berjanji akan menunjuk satu anggota untuk berangkat ke sana (Desa/Pulau Kramian-red) pada  Jumat (21/2/2020),” terangnya kepada Petisi.co, Selasa (25/2/2020).

Sehingga kata dia, pada  Kamis (20/2/2020) satu hari sebelum agenda kesepakatan perjanjian keberangkatan, pihaknya kembali mendatangi Mapolsek Masalembu untuk memastikan keberangkatan.

“Ternyata keberangkatan ditunda dengan alasan kurangnya anggota yang bertugas di Polsek Masalembu,” katanya.

Lanjut dia, Kapolsek Masalembu berjanji menunggu kedatangan anggota yang lain dari daratan pada  Minggu (23/2/2020).

“Setelah kami pastikan bahwa  Selasa (25/2/20) ada kapal berangkat ke Kramian, Kapolsek malah menghindar saat kami datang lagi ke Polsek Masalembu untuk memastikan keberangkatan. Padahal kami sudah nunggu cukup lama, malah ditinggal tidur dan itu sesuai yang disampaikan anggotanya kepada kami, bahwa setelah dicek Pak Kapolsek sedang tidur,” ungkapnya dengan kecewa.

Dari kejadian itu, pihaknya menyatakan bahwa Kapolsek Masalembu Sumenep tidak serius mengawal ataupun melakukan sosialisasi terkait persoalan tersebut.

“Sehingga ada indikasi, Kapolsek ini mendapat sesuatu dari bos-bos teripang yang ada di Desa/Pulau Kramian,” tudingnya.

Seharusnya,  dengan banyaknya korban penyelam teripang yang meninggal di Pulau Kramian, menjadi catatan penting bagi aparat penegak hukum yang ada di Kecamatan Masalembu.

“Apa memang sejauh ini Kapolsek Masalembu ini tidak tahu,  atau pura-pura tidak tahu terkait jumlah pekerja yang datang dari luar dan jumlah korban yang meninggal di Pulau Kramian? Dan kalau ini dibiarkan, dikhawatirkan akan banyak lagi korban,” jelasnya.

Sementara, Kapolsek Masalembu AKP Rusdi mengatakan, memang benar datang ke kantornya dengan tujuan meminta pengawalan akan melakukan investigasi di Pulau Kramian, terkait adanya pendatang penyelam teripang di Pulau Kramian.

“Saya bilang kalau mau melakukan investigasi kapasitasnya apa dan sebagai apa? Kalau minta pengawalan kepada saya dan anggota saya, saya minta kejelasan, karena ini menyangkut investigasi kepada masyarakat,” sebutnya saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Selasa (25/2/20).

AKP Rusdi juga membantah kalau pihaknya menghindar, seperti yang dituduhkan.

“Nggak menghindar Mas saya, ndak benar dalam hal itu. Saya kan pagi jam setengah 9 ada acara dengan Forpimka Pak Camat, acaranya percontohan penanaman padi di Desa Sukajeruk bersama UPT Pertanian sampai jam setengah 12. Dan jam 12 sampai di kantor,” katanya.

“Setelah dikantor saya bertemu dengan mereka. Dan saya bilang disuruh tunggu, karena saya mau mandi dulu. Karena kan acara penanaman padi kan banyak lumpur. Selesai mandi saya kembali ke penjagaan, saya tanya anggota, katanya sudah pulang,” dalihnya.

Kapolsek Rusdi juga membantah adanya perjanjian untuk datang ke Desa/Pulau Kramian

“Nggak ada Mas, masak saya mau ngasih pengawasan yang nggak jelas tujuannya itu,” ungkapnya.

Saat disinggung terkait adanya indikasi mendapatkan fee dari bos-bos teripang yang ada di Desa/Pulau Kramian, AKP Rusdi mengatakan, baiknya menanyakan langsung kepada masyarakat.

“Kalau saya mengatakan iya dan tidaknya itu, mungkin saya bisa bohong. Tapi alangkah baiknya lah tanyakan kepada masyarakat sana, dapat atau tidak,” ujarnya.(ily)