Dua Kali Banjir Terminal Benowo Diduga Penyempitan Saluran Belakang Kelurahan

oleh -285 Dilihat
oleh
Pengecekan saluran

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Kota Surabaya melalui Kecamatan Pakal, melakukan pembersihan saluran air di Terminal Angkot Benowo. Dimana dalam kurun waktu sebulan di area itu terjadi dua kali banjir menggenang.

Salah satu lokasi obyek vital (terminal angkot) tersebut, berada di ujung paling barat Kota Surabaya dan selama satu bulan sudah mengalami banjir dua kali. Sehingga diduga dapat mengganggu operasional pelayanan kepada warga masyarakat yang hendak menaiki angkutan kota tersebut.

Terlebih di lokasi Terminal Benowo selain angkutan Lyn pemkot Surabaya juga menyiapkan angkutan yang diberi nama Feeder (wira wiri), hal itu tak lain berujuan guna memberikan kemudahan dan kenyamanan serta keamanan bagi masyarakat Surabaya. Namun, dengan adanya genangan mengakibatkan para calon penumpang enggan untuk datang ke terminal.

Informasi di lapangan, angkutan Feeder akhirnya berhenti atau mangkal di depan Polsek Pakal. Sehingga warga yang akan menaikinya, dialihkan untuk menuju depan Mako Polsek Benowo.

Kepala Unit Terminal Angkot Benowo, Hartono mengungkapkan, bahwa saat ini dilakukan pembersihan selokan atau saluran air milik terminal yang ada di belakang Kantor Kelurahan Benowo.

“Saat ini masih dilakukan pembersihan saluran di belakang Kelurahan Benowo, dimana saluran terdapat bekas pohon mangga yang habis di tebang dan mengganggu jalannya air,” ungkapnya, Senin (19/2/2024).

Hartono, mengungkapkan, bahwa banjir sudah terjadi tiga kali semenjak dirinya bertugas di Terminal Benowo. Menurutnya, yang pertama terjadi pada tahun 2019 dengan ketinggian sekitar 40 centimeter hingga masuk ruangan kantor setinggi 20 centimeter, namun genangan tersebut tidak lama surut.

“Lah yang kedua Senin 5 Februari 2024 dengan ketinggian mencapai 80 centimeter di ruangan kantor sekitar 40 centimeter, kemudian ketiga hari Sabtu 17 Februari 2024 lalu 60 centimeter di ruangan kantor antara 20-30 centimeter dan agak lambat turunnya air tersebut,” terang Kepala Unit Terminal Benowo.

Pihaknya menjelaskan, pada akhir 2019 banjir tersebut terjadi akibat dari curah hujan tinggi dan durasi waktu cukup lama.

“Tapi saya pada waktu itu kaget kenapa kok bisa terjadi banjir, akhirnya saya cek semua saluran air yang ada bahkan sampai di belakang kelurahan sebagai saluran pembuangan akhir ke sebrang jalan. Ternyata saluran itu dimatikan, dengan adanya pembangunan gedung kelurahan, disitu saluran kita dipasang semacam tembok selanjutnya kita jebol dan alhamdulillah bisa surut,” jelas Hartono.

Kemudian, lanjut Hartono, awal tahun 2020 kami mengajukan kepada Kepala Bidang Prastran untuk dilakukan perbaikan sanitasi, karena menurutnya sebelumnya belum pernah terjadi banjir. Untuk banjir ke dua, tanggal 5 Februari 2024 malam lalu sampai dua hari tidak surut.

“Padahal sudah di buatkan saluran air pengganti, saat itu saya dibantu oleh pak Agus Babinsa dan langsung kita lakukan pengecekan. Akhirnya bisa kita ditemukan, bahwa saluran air yang ada di belakang kantor kelurahan tersebut ada penyempitan dan buntu, disitu ada bongkahan batu serta bata ringan yang menutupi saluran,” ungkapnya.

Masih Hartono, setelah kita lakukan pembongkaran selang tiga puluh menit mulai surut, hal tersebut langsung kita infokan ke dinas Cipta Karya atau dinas terkait agar supaya ada tindak lanjut atas hal itu. Namun, sampai sekarang belum ada survei atau pengecekan, jadi diperlukan adanya rehabilitasi saluran air di belakang Kelurahan Benowo.

“Banjir kemaren di samping dari curah hujan air dari luapan saluran air sisi selatan jalan raya masuk ke sini, saat ini sudah tiga hari ada pengerjaan saluran air yang ada di belakang kantor kelurahan, yang dikerjakan petugas dari Satgas pembangunan Kecamatan Pakal dengan membongkar bekas pohon mangga yang habis di tebang,” terang pria yang berdomisili di Gresik ini.

Harapan kami, tambah Kepala Unit Terminal Benowo, disamping terminal ini merupakan obyek vital, hal ini agar segera di tanggapi karena ia mengaku sering mendapat komplin dari warga.

“Karena akibat dari genangan tersebut ada yang merembes ke rumah mereka, jadi harapan saya untuk saluran yang sudah dibuatkan itu agar di perlebar dan diperdalam, dan saluran yang ada di terminal ini di tinggikan lagi sedikit sementara dasarnya saluran itu masih berupa tanah,” pungkas Hartono. (bah)