Dua Kelompok Peneliti Unej Riset Rekayasa Genetika Bidang Kesehatan

oleh -184 Dilihat
oleh
drg Dessy Rahmawati, PhD (berkacamata) dan Dr Rer Nat kartka Senjarini (jilbab merah muda)

JEMBER, PETISI.COPeneliti Universitas Jember giat melaksanakan riset di bidang bioteknologi khususnya rekayasa genetika untuk penerapan di bidang kesehatan. Secara berkala, kemajuan penelitian ini dipresentasikan dan didiskusikan melalui berbagai kegiatan yang dimotori Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M).

Seperti yang dilakukan oleh dua kelompok riset, yang meneliti mengenai pengobatan menggunakan antibiotika pada penyakit gigi serta mulut, dan penelitian tentang nyamuk malaria.

Prof. Wolfgang nellen menyampaikan materi Clusteres Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR-Cas) dalam kegiatan INTAS #5

Koordinator Oral Inflamation and Drug Development Research Group, Dessy Rahmawati menjelaskan kelompok risetnya tengah melakukan penelitian terkait dengan pengobatan menggunakan antibiotika pada gejala inflamasi pada mulut akibat penyakit infeksi gusi.

Inflamasi bisa berwujud kondisi panas, bengkak dan merah pada gusi yang menyebabkan nyeri. Penyakit infeksi gusi dapat menyebabkan kerusakan pada gusi, tulang rahang, dan jaringan lunak di sekitar gusi. Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi dari radang gusi.

Menurut dosen di Fakultas Kedokteran Gigi ini, biasanya radang gusi diobati dengan pemberian antibiotika sebagai pain killer. Namun pemberian antibiotika berlebihan apalagi dalam jangka waktu panjang berpotensi menimbulkan beragam efek samping. Efek samping tersebut seperti seperti mual, diare, menimbulkan reaksi alergi, hingga infeksi jamur.

“Dengan bioteknologi khususnya rekayasa genetika maka kita bisa memanfaatkan analisis ekspresi gen yang digunakan untuk mengidentifikasi DNA. Sehingga kita bisa tahu secara tepat bagian mana dari gusi yang tengah mengalami peradangan atau inflamasi. Dengan begitu kita bisa menentukan takaran antibiotika yang tepat sehingga meminimalkan efek samping pemberian antibiotika,” jelas Dessy Rahmawati saat dihubungi, Selasa (13/6).

Penelitian ini telah sampai pada hasil purwarupa (prototype) dan tahap preklinis yang dilakukan pada tikus serta telah menghasilkan luaran berupa enam terbitan artikel pada jurnal terindeks Scopus, serta dua buah buku cetak dan hak cipta flipchart.

Selain melakukan penelitian, Dessy Rahmawati dan tim juga melaksanakan program pengabdian masyarakat dengan cara mengedukasi ibu hamil untuk lebih waspada dalam penggunaan antibiotik selaras dengan visi dan misi penelitiannya untuk meningkatkan penggunaan obat yang lebih biokompatibel tanpa efek samping.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Kartika Senjarini bersama tim. Kali ini nyamuk sebagai obyek penelitiannya. Seperti diketahui walaupun bentuknya kecil, namun nyamuk adalah salah satu binatang yang paling mematikan di dunia. Menurut dosen di Program Studi Biologi FMIPA ini, sebenarnya bukan nyamuk itu sendiri yang mematikan namun penyakit yang dibawa olehnya seperti malaria dan demam berdarah.

Saat ini Kartika Senjarini bersama dua orang koleganya tengah melakukan pengelompokkan terhadap nyamuk yang dikategorikan sebagai vektor dan bukan vektor menggunakan pendekatan kode batang DNA. Pasalnya nyamuk sebagai vektor memiliki banyak spesies yang kompleks baik secara morfologi maupun fisiologis sehingga perlu dilakukan pengkategorian.

Jadi nyamuk itu sebagai vektor, atau pembawa penyakit. Dan yang tengah kami kerjakan adalah melakukan kontrol dan melakukan pengawasan terhadap penularan atau transmisi penyakit karena nyamuk diantaranya penyakit malaria. Caranya dengan metode transmission blocking vaccine.

“Kita berusaha menemukan kandungan protein pada air liur  nyamuk yang menularkan penyakit atau mentransmisikan patogen. Setelah mengetahui kandungan protein yang ada maka kita bisa memblok protein tersebut sehingga transmisi patogen pun bisa dihentikan,” ungkap Kartika Senjarini yang juga koordinator Vector Biology Research Group.

Dukungan penerapan rekayasa genetika untuk di bidang kesehatan datang dari  LP2M Universitas Jember. Salah satunya dengan menggelar kegiatan Innovation Talk Series (INTAS), seperti yang digelar pada hari Senin lalu (12/6).

Kegiatan INTAS kelima ini mengambil tema “CRISPR-Cas Technology and Its Application for Health Biotechnology” yang kali ini menghadirkan Prof. Wolfgang Nellen dari University of Kassel Jerman sebagai pemateri utama.

Diskusi berjalan menarik, pasalnya membahas tema tentang pengaplikasian bioteknologi kesehatan menggunakan metode Clusteres Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR-Cas).

Menurut Prof. Wolfgang Nellen, metode ini merupakan teknologi penyuntingan (editing) gen yang bermanfaat untuk memodifikasi, menghapus, atau mengoreksi secara spesifik dan efisien sebuah gen dan menempelkannya kembali ke dalam DNA mahluk hidup. Metode ini dapat diaplikasikan pada tanaman, binatang bahkan manusia.

Sementara itu Ketua LP2M Universitas Jember, Prof. Yuli Witono, menambahkan kegiatan diskusi seperti seri INTAS ini bersifat esensial dan relevan terhadap Universitas Jember yang sudah ditetapkan oleh Kemendikbudristek sebagai perguruan tinggi dengan pusat keunggulan bioteknologi pertanian, perkebunan dan kesehatan.

Harapannya para dosen khususnya di rumpun kesehatan seperti bidang kedokteran, kedokteran gigi, farmasi, dan kesehatan masyarakat yang hadir sebagai peserta dapat turut berkontribusi dalam penelitian berbasis bioteknologi ini. (cah/*)

No More Posts Available.

No more pages to load.