LAMONGAN, PETISI.CO – Pasca ditangkapnya dua terduga teroris oleh Densus 88 di Kabupaten Lamongan, Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Kabupaten Lamongan mengajak seluruh masyarakat untuk mewaspadai gerakan terorisme dan penyebaran paham radikal.
Menurut Ketua IKA PMII Lamongan, Miftach Alamudin, diamankannya dua terduga teroris tersebut menjadi sebuah peringatan bahwa sel sel teroris, jaringannya maupun penyebaran paham radikal di wilayah Lamongan masih ada.
“Menurut pandangan kami, bahwa jaringan terduga teroris di wilayah Pantura Lamongan ini ibarat sebuah sel tidur, yang seakan-akan sudah mati atau tidak ada, namun pada momen tertentu akan tiba-tiba muncul,” kata Alamudin, Selasa (17/8/2021).
Selain itu, Alamudin juga memandang bahwa saat ini ruang lingkup penyebaran paham radikal telah meluas, tidak hanya terjadi di lingkungan pesantren atau lembaga keagamaan, tapi telah menyusup ke ranah umum.
“Hal ini bisa dilihat dari penangkapan salah satu dari dua terduga teroris tersebut yang berprofesi sebagai dokter salah satu Rumah Sakit di Lamongan,” tuturnya.
Oleh karena itu, Alamudin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mewaspadai penyusupan gerakan terorisme dan penyebaran paham radikal ke ranah publik.
“Seperti lembaga kesehatan, sebagaimana kasus penangkapan terduga teroris yang baru saja terjadi, kemudian lembaga pendidikan, instansi pemerintah dan swasta, dengan tidak melupakan lembaga keagamaan atau pesantren yang telah menjadi basis gerakan mereka sebelumnya,” katanya.
Selain itu, meminimalisir penyusupan gerakan terorisme ke tempat-tempat ibadah, baik masjid atau musala juga menjadi upaya yang harus dilakukan.
“Perlu tingkat kejelian yang tinggi khususnya kepada masyarakat sekitar masjid atau musala untuk berani menyampaikan informasi apabila mencurigai adanya kegiatan dakwah di tempat ibadah yang mengarah ke terorisme,” ujar Alamudin.
Lebih lanjut Alamudin mengatakan, pihaknya juga mendorong TNI, Polri dan pemerintah untuk melibatkan secara aktif komponen masyarakat sipil seperti ormas keagamaan, baik NU maupun Muhammadiyah dalam gerakan penanggulangan terorisme secara lebih masif daripada sebelumnya.
“Upaya yang dilakukan misalnya melalui sosialisasi ataupun melalui media dakwah yang mencerminkan pandangan Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam yang inklusif dan moderat terhadap perbedaan keyakinan keagamaan di masyarakat. Demikian beberapa catatan dari Kami, sebagai bentuk kewaspadaan kita semua, akan bahaya gerakan terorisme yang terjadi di Lamongan,” ucap Alamudin. (ak)