Eri-Armuji Harus Segera Tancap Gas

oleh -44 Dilihat
oleh
Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Terpilih, Eri Cahyadi-Armuji.

SURABAYA, PETISI.CO – Paslon terpilih Pilwali Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji akan segera dilantik sebagai wali kota dan wakil wali kota, pada Jumat (26/2/2021) sore ini, di Gedung Negara Grahadi.

Menanggapi pelantikan itu, Pengamat politik Univeristas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menyebut, Eri-Armuji punya tugas cukup berat sebagai penerus Wali Kota Surabaya sebelumnya, yaitu Tri Rismaharini.

Terlebih di masa pandemi ini, keduanya harus lebih agresif menyelesaikan beragam permasalahan di Kota Surabaya, dengan turun langsung ke lapangan.

Ia menakar secara hitungan, Eri-Armuji harus melakukan tugasnya 70 persen di lapangan dan 30 persen sisanya untuk menyelesaikan tugas di lingkungan kantor.

“Selama 100 hari kerja Eri-Armudji, persentase di lapangan harus lebih banyak dibanding di kantor. Jika dipersentasekan. Semua masalah administrasi biar dilakukan oleh staf,” kata Surokim.

Menurutnya, rekam jejak kerja 100 hari kepemimpinan itu akan sangat membekas bagi masyarakat Surabaya.

Pasalnya dari 100 masa kerja itu, masyarakat akan melihat kinerja Eri Cahyadi bersama Armuji.

“Namun, kerja keras saja tidak cukup untuk Mas Eri. Harus memiliki rasa mengayomi bahwa apa yang dirasakan masyarakat itu, Mas Eri juga bisa merasakan pula. Sehingga harus tidak ada jarak antara Mas Eri dengan masyarakat,” tuturnya.

Di sisi lain masyarakat Surabaya punya segudang harapan yang diletakkan di pundak paslon usungan PDI Perjuangan itu.

Meski begitu, dirinya mewanti-wanti kepada Eri Cahyadi agar tidak menjadikan hal tersebut sebagai beban.

“Dia digadang-gadang bisa seperti Bu Risma bahkan lebih. Menurut saya, masalah ini jangan dijadikan beban karena apa yang dihadapi Mas Eri dengan Bu Risma berbeda,” lanjutnya.

Kemudian, Eri dan Armuji harus benar-benar memperhatikan penampilannya, seperti tak mengenakan seragam dinas saat turun ke lapangan.

“Saya menilai orang Surabaya saat ini itu tidak membutuhkan sembako. Tapi mengayominya itu lebih penting. Memberikan semangat sambil menepuk pundak masyarakat itu lebih penting. Sebab masa pandemi ini tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri, tapi harus besama-sama. Jika sudah begitu, Mas Eri akan terkesan tidak hanya bekerja keras seperti Bu Risma, tapi juga bisa ngayomi,” tandasnya. (nan)