GRJ Gelorakan Semangat Mempertahankan Bumi Papua sebagai Bagian dari Kedaulatan NKRI

oleh -59 Dilihat
oleh
Koordinator GRJ, Kustiono Musri, orasi dalam aksi damai.

JEMBER, PETISI.CO – Harkitnas ke 113, yang biasa Bangsa Indonesia merayakannya tepat pada tanggal 20 Mei, kali ini Gerakan Reformasi Jember (GRJ) memanfaatkan momentum itu menggelorakan semangat mempertahankan bumi Papua sebagai bagian dari kedaulatan NKRI. Sekira 25 orang aktivis GRJ, menggelar aksi unjuk rasa damai di bundaran DPRD Jember, dengan prokes ketat, Kamis (20/05/2021) siang.

Koordinator GRJ, Kustiono Musri, dalam orasinya mendesak TNI-POLRI agar bertindak tegas atas gerakan separatis teroris, yang belakang publik mengenal dengan sebuta Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), yang gerakannya sudah semakin brutal.

GRJ menggelar aksi unjuk rasa damai di bundaran DPRD Jember.

“Tanah Papua merupakan kedaulatan NKRI yang wajib kita pertahankan, karenanya segala bentuk gerakan yang mengarah pada upaya memisahkan diri dari NKRI wajib dilawan,” teriaknya lantang.

Menurut Kustiono, tertembaknya Kepala Badan Inteligen Daerah (KABINDA) Papua, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha oleh KKB di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (25/4/2021), merupakan peringatan bagi segenap bangsa Indonesia, untuk tidak membiarkan keberadaan KKB terus menerus melancarkan upaya merongrong kedaulatan NKRI.

“Gerakan separatis itu terus menerus melancarkan berbagai upaya, baik membangun opini agitatif maupun melakukan serangan bersenjata, ini tidak bisa dibiarkan,” tegasnya.

KKB sudah ngawur, Kustiono menyampaikan bukan saja menyasar Militer dan Polisi, warga sipil ikut ditembak secara membabi buta.

“Saudara–saudara kami suku bangsa Papua, yang mereka tidak bersenjata, juga ikut menjadi sasaran kebiadaban mereka (KKB),” katanya.

Tak hanya itu, berbarengan dengan Hari Kebangkitan Nasiona ke 113, Kelompok separatis teroris itu, juga memanfaatkan Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) untuk membangun opini negatif, dengan menyudutkan pemerintah Indonesia.

Seperti aksi yang sedang berlangsung di depan Mapolres Jember. AMP itu, menurut Kustiono dengan sengaja memancing onar, melangsungkan kegiatan unjuk rasa, dengan mengambil tempat di depan Polres Jember.

Karenanya Kustiono mendesak agar TNI dan POLRI bertindak tegas untuk membubarkan setiap aksi yang mengarah pada upaya menggerogoti kedaulatan NKRI dalam segala bentuknya.

“Jika TNI POLRI tidak bersikap, maka jangan salahkan kami akan mengambil tindakan,” tandasnya.

Orator lainnya, Jumadi Made juga menilai gerakan AMP telah mengarah pada untuk membangun agitasi, dengan menciptakan keresahan di Kabupaten Jember. Gerakan AMP di Kabupaten Jember, kata Jumadi, bukan sekali dua kali, mereka secara berkala terus menerus membangun aksinya.

“Kami warga kabupaten Jember menolak keberadaan para separatis yang hanya akan membuat kegaduhan di kabupaten Jember,” tandasnya.

Aktivis LSM GERPAS yang tergabung dalam GRJ, Syamsul juga menyanyangkan adanya sekelompok kecil masyarakat yang mengatasnamakan tidak hentinya terus mendengungkan tuntutan Papua Merdeka, mereka dengan beraninya mengibarkan bendera bintang kejora, diatas tanah kedaulatan NKRI.

“Karenanya, kami juga turut mendesak agar TNI POLRI jangan ragu-ragu, untuk mengambil tindakan tegas, kami rakhyat Indonesia siap berada dibarisn depan mempertahankan kedaulatan NKRI,” teriaknya.

Usai menggelar aksi, aktivis GRJ menutup unrasnya dengan menempelkan pamflet bertuliskan tuntutannya, di papan pengumuman DPRD Jember. (mmt)

No More Posts Available.

No more pages to load.