Gubernur Jatim Optimis USBN BKS Tak Terjadi Kebocoran Soal

oleh -51 Dilihat
oleh
Gubernur saat sidak di salah satu sekolahan

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa optimis pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional Berbasis Komputer dan Smartphone (USBN BKS) di Jatim tidak terjadi kebocoran soal. Pengawasan USBN BKS sekarang jauh lebih ketat.

“Dinas Pendidikan Jatim juga telah menyiapkan 5.000 jenis soal yang berbeda. Siswa tidak bisa mencontek satu sama lain,” kata Khofifah kepada wartawan di sela sidak pelaksanaan USBN BKS di SMAN I Surabaya, Senin (4/3/2019).

Seperti diketahui, Senin merupakan hari pertama dihelatnya USBN BKS untuk SMA. Khofifah pun sidak di beberapa sekolah di Surabaya. Rutenya mulai dari SMA Hang Tuah 1, SMAN 5, SMAN 2 hingga SMAN 1.

Dalam sidaknya, Khofifah melihat para peserta ujian yang menggunakan laptop dan smartphone. Penggunaan teknologi dinilai bisa meminimalisir biaya. Selain itu, bisa menghilangkan potensi kebocoran soal-soal, lantaran tidak dilakukan pencetakan soal.

“Nggak mungkin bocor karena loginnya kan di dalam ruang kelas. Masing-masing anak akan mendapatkan soal yang berbeda. Dari sisi itu tidak lagi ada pencetakan soal seperti dulu,” ujarnya.

Dulu ketika soal itu dicetak lanjutnya, mencetaknya sudah berbiaya tinggi. Mengirim naskahnya juga berbiaya tinggi. Dengan demikian, potensi kebocorannya juga ada.

“Saya rasa kita akan bisa menjaga akuntabilitas dari pelaksanaan USBN karena soal yang disiapkan oleh Kadisdik Pemprov itu 5.000 lebih. Jadi, bisa dipastikan kalau satu kelas seberapapun siswanya, masing-masing akan fokus pada laptop atau komputer atau smartphonenya. Karena soalnya bisa dipastikan berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya,” paparnya.

Meski menggunakan gawai, Khofifah juga tidak khawatir jika siswa akan memanfaatkan google atau membuka pesan di WhatsApp. Pasalnya sistem yang digunakan sudah otomatis mengunci.

“Karena sistem itu sudah dilock ketika dia login soal-soal USBN. Nah tentu harapannya adalah ini akan membangun karakter anak didik kita bahwa memang kejujuran itu menjadi bagian penting yang harus dipertaruhkan pada saat ujian akhir,” lanjut Khofifah. (bm)