Gubernur Jawa Timur Sarankan Early Warning System Saat Tinjau Lokasi Bencana di Jember

oleh -95 Dilihat
oleh
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat tinjau lokasi bencana, akibat gempa magnitudo 5,1 SR yang terjadi di sekitar wilayah pesisir pantai Dusun Watu Ulo

JEMBER, PETISI.CO – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat tinjau lokasi bencana, akibat gempa magnitudo 5,1 SR yang terjadi di sekitar wilayah pesisir pantai Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu.

Namun demikian, sebelum meninjau ke lokasi yang terdampak. Orang pertama di Jawa Timur itu melakukan rapat koordinasi terkait mitigasi bencana gempa dengan Pemkab Jember, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Pada dasarnya, Ibu Kepala BMKG sudah dua kali menjelaskan tentang beberapa hal yang harus di mitigasi secara serius oleh (wilayah) Jawa Timur. Itu juga dilakukan kepada provinsi yang lain,” ucap Khofifah saat dikonfirmasi usai rapat koordinasi di Pendapa Wahyawibawagraha, Sabtu (18/12/2021).

Kata Khofifah, dari informasi yang disampaikan BMKG. Wilayah Provinsi Jawa Timur berada pada wilayah patahan lempeng bumi (ring of fire), yang rentan menyebabkan gempa.

“Patahan itu pada peta, tidak hanya di wilayah Jawa Timur, tetapi juga wilayah lain (selatan Pulau Jawa). Sehingga menjadi kewaspadaan yang sudah harus terkonfirmasi dengan para kepala daerah setempat,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Khofifah, terkait early warning system jauh hari sudah disampaikan BMKG. Soal potensi Megathrust.

“Terkait potensi Megathrust itu, Ibu kepala BMKG pun sudah melakukan penjajakan. Sesuatu yang tidak diharapkan. Tapi semisal nanti terjadi, potensi tsunami dengan tinggi kurang lebih 29 meter. Maka (mitigasi bencana yang dilakukan) kira-kira masyarakat kalau melakukan evakuasi titik mana (lokasi aman), dan berapa menit (upaya menyelamatkan diri),” ungkapnya.

Maka dari itu, Khofifah meninjau langsung soal jalur dan rambu-rambu titik evakuasi penyelamatan.

“Dari BMKG sudah melakukan, nah kami (Pemrpov Jatim) juga melakukan (pengecekan) hal yang sama. Titik evakuasi mana yang paling aman dan cepat,” tandasnya.

Selanjutnya, pihaknya juga mengingatkan terkait Early Warning System (peringatan dini) kepada Masyarakat khususnya di pesisir pantai untuk tetap waspada.

Khofifah juga menambahkan, perlunya sosialisasi secara masif kepada masyarakat. Terkait upaya menyelamatkan diri yang tepat saat terjadinya bencana.

“Ini yang harus disosialisasikan, titik evakuasi, titik pengungsian di sana. Penanda-penandanya (rambu-rambu) harus terang dan jelas. Seperti yang terjadi di Lumajang (Gunung) Semeru. Sebetulnya titik papannya sudah jelas dan terang terbaca. Karena adanya panas guguran dan awan lebat, ditambah suasana awan yang gelap, jadi relatif (masyarakat) panik,” ungkapnya.

“Maka sosisalisasi secara terus menerus menjadi penting, supaya masyarakat tidak menjadi panik. Menjadi penting juga, standar bangunan yang tahan gempa, ini yang harus di pahami oleh masing-masing daerah. Sehingga nanti mitigasi bencana akan menjadi upaya yang terus dilakukan,” sambungnya menjelaskan.

Terpisah Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Pusat Rahmat Triyono menjelaskan dan mengingatkan agar terkait mitigasi bencana harus masif dilakukan.

“Himbauan kepada masyarakat, tentunya (untuk) tidak terlalu panik, yang penting upaya mitigasi kepada masyarakat, menyadari bahwa ancaman gempa bumi ada setiap saat,” ujar Rahmat.

Untuk dampak kerusakan bangunan akibat gempa, Rahmat juga mengingatkan soal adanya sosialisasi yang masif tentang bagaimana membuat bangunan aman dan dapat tahan gempa bumi.

“Jangan sampai yang kami buat malah membunuh kami sendiri, karena tidak memperhatikan kaidah-kaidah bangunan yang standar,” imbuhnya.

“Kami telah membuat skenario sumber-sumber gempa. Walaupun itu belum tentu terjadi, namun hal itu harus kami buat dan kami menginformasikan kepada pemerintah daerah. Bahwa kalau itu (gempa ataupun bencana susulan tsunami) terjadi, dampaknya bagi masyarakat di kabupaten/kota, atau potensi guncangannya, harus menjadi perhatian pemerintah daerah (setempat),” pungkasnya.

Pada kesempatan itu khofifah Indar Parawansa Memberikan Bantuan Uang Senilai 10 Juta kepada korban terdampak gempa yang rumahnya rusak parah di Dusun Krajan Desa Ambulu. (mmt)

No More Posts Available.

No more pages to load.