Gubernur Khofifah: Vaksin Merah Putih Diharapkan Selesai Desember 2021

oleh -74 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah bersama tim riset vaksin Covid-19 Unair, RSUD Dr Soetomo dan Luhut Binsar Pandjaitan bahas pengembangan riset vaksin merah putih.

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa bersama tim riset vaksin Covid-19 Universitas Airlangga (Unair) dan RSUD Dr Soetomo bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Mereka membahas pengembangan riset vaksin merah putih yang di inisiasi Universitas Airlangga ahir April lalu di VVIP Room Juanda.

Hadir dalam pertemuan itu, Koordinator Produk Riset Covid-19, Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Prof Dr Cita Rosita Sigid, Dr dr Laksmi Wulandari, Dr dr Damayanti Tindo, Kadinkes Jatim dan Direktur RSUD Dr. Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi bersama tim dari Unair Surabaya.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan akan mendukung sepenuhnya inisiasi ini. Awal tahapan produksi vaksin tersebut terdiri dari 3 bagian. Yakni skala laboratorium, skala pilot dan skala industri.

“Prinsipnya Pemprov Jatim siap mendukung suksesnya riset ini sampai final. Targetnya oleh Pak Menko Marves diharapkan selesai Desember 2021,” ujarnya dalam siaran persnya, Senin (3/5/2021).

Menurut tim riset Unair, lanjut Khofifah, skala laboratorium sampai menghasilkan seed vaccine (benih vaksin) yang dilakukan Unair. Lalu, skala pilot melakukan uji tantang dari beberapa varian SARS CoV-2 yang sudah ditemukan pada pasien Covid-19 di Indonesia, seperti Inggris dan India.

“Beberapa varian tersebut, diuji cobakan kepada hewan kecil, Mencit dan hewan besar, Maccaca (kera). Terakhir, skala industri akan dilakukan mitra industri PT. Biotis Pharmaceutical termasuk kesiapan standart produksinya,” jelasnya.

Salah satu tim riset, Ni Nyoman menjelaskan saat ini pemberian dosis ke dua telah diberikan hewan kecil, Mencit dan sedang dilakukan observasi. Minggu depan direncanakan memulai pemberian dosis pertama pada hewan besar, yakni Maccaca.

“Penelitian tahap awal vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke hewan percobaan di laboratorium, untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya,” ujarnya.

“Selama riset, para peneliti juga mengkaji apakah vaksin layak digunakan atau memiliki efek samping tertentu,” tambah tim riset lainnya yang juga wakil direktur RSUD Dr Soetomo Prof Dr Cita Rosita.

Jika ketiga tahapan produksi vaksin dinyatakan siap, tahap selanjutnya adalah fase uji klinis yang terbagi menjadi empat tahapan. Pada tahap uji klinis fase I, vaksin disuntikkan ke beberapa sukarelawan (orang dewasa) dalam kondisi sehat.

Hal tersebut dilakukan untuk menguji keamanan vaksin Covid-19 dalam tubuh manusia. “Jika dinyatakan aman dan efektif, vaksin tersebut dapat memasuki uji klinis fase kedua,” tuturnya.

Pada uji klinis fase II, pengujian vaksin Covid-19 dilakukan ke lebih banyak sukarelawan agar sampel yang diperoleh lebih beragam.

“Sampel ini akan diteliti dan dikaji ulang oleh para peneliti terkait efektivitas, keamanan, dosis vaksin yang tepat, serta respons sistem imun tubuh terhadap vaksin yang diberikan,” paparnya.

Setelah lulus uji klinis fase II, vaksin akan memasuki tahap uji klinis fase III. Pada penelitian ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan kondisi yang lebih bervariasi.

Setelah itu, para peneliti akan memantau respons kekebalan tubuh para penerima vaksin serta memantau apakah terdapat efek samping vaksin dalam jangka waktu lebih panjang. Penelitian ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

“Pada tahap ini, mengingat situasi mendesak dan emergency karena pandemi, vaksin sudah bisa mendapatkan izin edar (UEA) dari BPOM untuk diberikan kepada manusia,” jelasnya.

Setelah uji klinis fase I sampai III dinyatakan aman dan efektif, tahapan selanjutnya memasuki fase ke IV, yakni pengawasan pemasaran. “Agar cepat diproduksi, pemerintah melalui Menko Marves mengagendakan rapat periodik setiap bulan agar target produksi vaksin merah putih sesuai rencana,” tambah Ni Nyoman.

Dalam proses pengembangan vaksin merah putih, tim riset Unair juga bekerjasama dengan RSUD Dr Soetomo. Jika fase II dinyatakan berhasil, aman dan efisien, pengembangan vaksin merah putih dilanjutkan ke fase III, yakni manusia.

Pada fase ketiga, seluruh rumah sakit di Jatim akan dilibatkan. Adapun di tahap pertama pengembangan vaksin merah putih, pengawasannya dilakukan pihak RSUD DR Soetomo. “Jadi, timnya terdiri dari Unair dan Dr. Soetomo,” tegas Direktur RSUD Dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.