Gus Ipul: Madrasah Diniyah Pilar Pendidikan, Perkuat Pendidikan Formal

oleh -75 Dilihat
oleh
Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf disambut Panitia Penggukuhan dan Pelantikan DPC FKDT Kab. Madiun di Ponpes Subulul Ds.Rejosari Kec. Kebonsari Kab. Madiun.

MADIUN, PETISI.CO Madrasah Diniyah  merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa. Keberadaannya sudah ada sebelum Indonesia merdeka dan keberadaannya tetap ada sampai saat ini, walaupun tanpa bantuan dari pemerintah.

Awal berdirinya, menginginkan agar lahir generasi yang mencintai ajaran Alloh SWT dan  senantiasa ingin dekat dengan Alloh SWT. Atau yang lebih dikenal dengan generasi yang memiliki Spiritual Happiness.  Oleh karena itu Pemprov. Jatim sangat mengharapkan Madrasah Diniyah dapat memperkuat pendidikan formal agar lahir generasi yang tangguh dan berkarakter.

“Madrasah Diniyah pilar dunia pendidikan. Pemerintah mengharapkan keberadaannya hingga perkuat pendidikan formal  terutama pendidikan akhlak dan melahirkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkarakter,” ungkap Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf saat menghadiri Pengukuhan Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPC – FKDT) Kabupaten Madiun masa khidmah 2016 -2021 di PP. Subulul Huda Rejosari Kebonsari Kabupaten Madiun, Kamis (9/3/2017).

Menurut Gus Ipul – sapaan akrab Wagub Jatim, Madrasah Diniyah bisa tetap ada sampai  saat ini, walaupun tanpa dukungan dari pemerintah, disebabkan karena para gurunya bekerja tanpa pamrih, hanya mengharapkan kebarokahan.  Oleh karena itu,   Pemprov Jatim berkomitmen untuk terus berjuang meningkatkan kesejahteraan Guru Madrasah Diniyah sampai di tingkat pemerintah pusat, walaupun sampai saat ini belum berhasil.  “Pembinaan tetap dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Agama, tetapi dukungan dana dari anggaran pemerintah tidak ada,” ungkapnya.

Usaha yang telah dilakukan oleh Pemprov. Jatim untuk menyejahterakan Madrasah Diniyah  dengan cara menyekolahkan guru-guru madin sampai di tingkat Strata 1, sampai saat ini telah mencapai lebih dari 10.000 orang. Selain itu, memberikan Bosda pada Siswa Madin, juga memberikan honor para guru sebesar Rp. 300 ribu/orang/bulan bagi guru yang mempunyai murid minimal 30 orang.

Harapan Gus Ipul pada Madin diwaktu mendatang selain tetap menjadi lembaga pendidikan non formal yang mengajarkan anak tentang akhlak, juga mengajarkan siswa untuk melek dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, yaitu menggunakan internet secara sehat.

“Kemajuan teknologi menjadi tantangan bagi generasi muda. Apabila bisa mempergunakannya secara sehat dan positif, maka generasi tersebut akan menjadi pemenang di era global yang memerlukan kecepatan,” ungkapnya. Apalagi Negara Indonesia masih kekurangan pembisnis dari generasi muda.

“Kita perlu saling belajar untuk menggunakan internet dengan bijak hingga kita arahkan agar bisa melihat sisi positifnya,” lanjutnya.

Sisi negatifnya dihalau atau dieliminir. Pengguna Internet di Indonesia terutama anak-anak perlu untuk dibangun kesadarannya agar dalam menggunakan internet mendapatkan sesuatu yang berguna. Karena di Indonesia content internet untuk anak-anak dan orang dewasa masih bercampur.

Sementara itu Wakil Bupati Madiun Iswanto, MSi pada kesempatan itu mengatakan bahwa Pemkab. Madiun telah segaris dengan Pemprov. Jatim, artinya Pemkab. Madiun terus mengharapkan adanya Bosda bagi Madin dan telah mengeluarkan Perda No. 6 Tahun 2016  yang mencantumkan agar siswa menguasai atau memahami kitab sucinya masing-masing. Sekolah formal dan Madin saling mengisi dalam pembelajaran untuk membentuk siswa yang berakhlak.(bon)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.