Hadapi Revolusi Industri 4.0, Gubernur Jatim Dorong Pendidikan Vokasi

oleh -46 Dilihat
oleh
Gubernur Jatim Soekarwo saat menjadi keynote speaker Seminar Nasional Kompetensi SDM di Era Revolusi Industri 4.0

SURABAYA, PETISI.CO – Pendidikan vokasi menjadi solusi dalam mengatasi masalah Sumber Daya Manusia (SDM) di Era Revolusi Industri 4.0. Di era tersebut, industri tidak hanya membutuhkan SDM yang unggul dan handal, tapi juga memiliki skill atau keahlian sesuai kebutuhan dunia industri.

“Selain moratorium SMK di Jatim, di bidang vokasi ini, kami juga mendorong link and match antara SMK dengan dunia usaha dan dunia industri. Sehingga, lulusannya menjadi tenaga kerja sesuai yang dibutuhkan industri,” kata Gubernur Jatim Soekarwo saat menjadi keynote speaker Seminar Nasional Kompetensi SDM di Era Revolusi Industri 4.0 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (29/1/2019).

Dijelaskan, Link and match ini dilakukan dengan menyelaraskan kurikulum, pembentukan komite perdagangan, uji kompetensi bersama, pelatihan guru produktif serta tenaga ahli yang diperbantukan di SMK. Melalui langkah konkret ini, diharapkan para lulusan SMK memiliki wawasan dan sikap kompetitif seperti etika kerja, motivasi capaian dan penguasaan materi.

“Ini sudah kami lakukan salah satunya adanya perjanjian kerjasama antara Hotel Bumi Surabaya dengan SMKN 1 Buduran Sidoarjo, serta ada pelatihan bagi guru SMK kelistrikan dengan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB),” kata gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini.

Selain melakukan link and match, Pemprov Jatim juga melakukan program filial antara pendidikan SMK dengan perguruan tinggi, seperti bidang teknologi dan rekayasa yang bekerjasama dengan ITS Surabaya. Kemudian, program partnership SMK dengan luar negeri seperti  pelatihan tenaga pendidik dan siswa SMK di bidang teknologi dan rekayasa dengan Jepang dan China.

Program kerjasama ini termasuk sinkronisasi kurikulum pendidikan SMK dan sertifikasi internasional dan Training of Trainers (TOT) pemagangan industri. “Kami juga membuat program pengampu SMK swasta, jadi satu SMA negeri rujukan mengampu empat SMK swasta, dimana di Jatim SMK pengampu ini terdiri dari 296 SMK negeri dan 128 SMK swasta,” kata Pakde Karwo.

“Untuk meningkatkan standardisasi lulusan SMK di Jatim, lanjutnya, Pemprov jatim juga membentuk 320 SMK Lembaga Sertifikasi Profesi-1 (LSP-1), melakukan sertifikasi kompetensi bagi 80 ribu siswa SMK, assessor LSP-1 bagi 1.500 guru produktif SMK dan melakukan uji kompetensi terhadap 1.600 guru produktif SMK,” ujarnya.

Di tempat sama, Dirut PT Gresik Cipta Sejahtera Agung, Agung Setiya Budhi menyebut seminar tersebut diselenggarakan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Tujuannya, untuk mencari ide dan masukan guna menghadapi revolusi industri 4.0.

“Sekarang kita mengahadapi revolusi industri, perkembangan zaman yang tak terhindari. Revolusi industri 4.0 itu kan sebagai sesuatu keniscayaan, kalau dibilang takdir. Apa sih langkah-langkah yang dihadapi, untuk menyongsong takdir,” ujarnya.

Di Jatim, menurutnya, masing-masing ada level. Seperti banyak SMK selaras menjawab tantangan itu. Kalau di tingkat nasional, seperti ketua DPD IKA Undip, pasti menginisiasi dan menyuarakan mengenai kekosongan hukum. UU telekomunikasi masih menyebut telekomunikasi dasar, belum menyentil digital. “Artinya, lowmaker itu masih belum melek soal digital,” ucapnya.

Sedangkan di tingkat perusahaan, Agung menyebut sudah melakukan hal yang sama untuk antisipasi. Di internal perusahaan, pihaknya membuat sistem informasi perusahaan (ERP) untuk mengintegrasikan seluruh komponen di perusahaan ke konsumen (house to house), untuk menjaring konsumen sampai ke desa-desa.

“Kami punya 1.530 kios di seluruh Indonesia. Kalau manual jelas berat, harus pakai kios untuk konsumen. Di angkutan, kami juga punya angkutan truk untuk bahan baku, kimia, pupuk dan lain-lain,” jelas alumni Undip 1985 ini. (bm)