Hanya 1 Kapal yang Beroperasi, Kini Masyarakat Masalembu Harus Ikut Perahu dan Berisiko

oleh -140 Dilihat
oleh
Dampak dari 1 Kapal yang beroperasi. Warga Masalembu nekat gunakan perayu kayu demi pulang ke kampung halamannya.

SUMENEP, PETISI.CO – Sungguh sangat ironi apa yang terjadi dialami masyarakat Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur saat ini. Bagaimana tidak, masyarakat Kecamatan Masalembu yang terdiri dari empat desa ini sangat berani menanggung resiko keselamatannya dengan menaiki perahu kayu demi pulang ke kampung halamannya karena kini hanya terdapat 1 armada kapal yang beroperasi, Kamis (1/4/2021).

Apalagi pada saat sekarang ini memasuki liburan ramadhan yang kebetulan berbarengan dengan liburan santri dan para pelajar yang ada di daratan, pilihan berlibur di tanah kelahirannya menjadi pilihan utama bagi masyarakat kepulauan khususnya di Masalembu Sumenep ini.

Dampak dari 1 Kapal yang beroperasi. Warga Masalembu berdesakan yang sangat berisiko bagi keselamatannya.

Akan tetapi kini masyarakat Kepulauan Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur ini mereka harus berani mengambil resiko yang mengancam keselamatannya dengan menggunakan alat transportasi laut tradisional (kapal kayu) karena minimnya kapal yang beroperasi.

“Dari 4 (empat) kapal yang beroperasi sekarang hanya tinggal satu kapal saja. Sehingga salah satu alat transportasi laut yang digunakan hanyalah perahu nelayan yang biasanya di pergunakan untuk mencari ikan. Itupun kapasitasnya penumpangnya hanya bisa mengangkut sekitar antara 50 sampai 70 orang,” keluh kesah warga Kepulauan Masalembu Sumenep, Hariyadi Isbar.

Salah satu penumpang yang kini hendak pulang kampung halamannya di Kepulauan Kabupaten Sumenep ini mengatakan, bahwa transportasi laut di Kecamatan Masalembu sama sekali tidak memadai pada saat liburan santri dan liburan ramadhan. Seolah menjadi catatan buruk yang kerap terjadi setiap tahun tanpa ada solusi dari pihak pemerintah.

Apalagi kata warga Masalembu ini di tambah lagi nanti mudik lebaran, semua masyarakat yang merantau ke Jawa ataupun luar Jawa mereka ingin berlibur kampung kelahirannya.

“Kalau hanya pakai perahu kecil, banyak penumpang yang keleleran, belum lagi tingkat keselamatannya yang tidak menjamin. Seperti dari hari kemarin, pelabuhan Kalianget Kabupaten Sumenep, perahu yang akan mengangkut penumpang menuju pelabuhan Masalembu hanya ada tiga perahu. Sedangkan calon penumpang sudah seribu lebih yang ada di daratan,” ungkap dia.

Sehingga walaupun itu sangat dianggap berisiko bagi keselamatannya di tengah laut dan taruhannya itu nyawa, mereka masyarakat Masalembu ini hanya pasrah karena sudah tidak ada opsi lain demi pulang kerumahnya.

“Meskipun melebihi dari kapasitas, penumpang tetap memaksa untuk ikut perahu dengan alasan karena ingin berlibur di kampung halamannya,” kata dia.

Sehingga warga Masalembu ini dengan potret keterbatasan alat transportasi laut itu, masyarakat meminta kepada pihak yang bertanggung jawab supaya ada rasa prihatin dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat kepulauan meliputi 4 (empat) desa ini.

“Kami masyarakat Masalembu ingin pemerintah ini hadir melihat kondisi ini. Ini berkaitan dengan keselamatan nyawa manusia. Maka segera pihak terkait untuk mengambil langkah konkret masalah ini,” terang salah satu warga Kepulauan Masalembu Sumenep ini.

Sementara Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas lll Masalembu, Ispriyanto, melalui Wakil Kepala UPP Masalembu, Rahmat Rahim, saat dikonfirmasi awak media petisi.co terkait kondisi itu juga membenarkan, bahwa memang saat ini kapal yang beroperasi ke Kepulauan Masalembu hanya 1 (satu) armada kapal, yaitu KM. Sabuk Nusantara 115.

“Untuk mengantisipasi kekhawatiran masyarakat Masalembu, Kantor UPP Masalembu sudah berkirim surat ke Kantor Pusat Kementerian Perhubungan,” terangnya.

Kondisi yang terjadi ini sebelumnya, warga Kepulauan Masalembu Kabupaten Sumenep sudah melakukan langkah mendatangi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur kemudian ke kantor Kepala Cabang PT. PELNI Surabaya yang di percaya sebagai operator oleh Kementerian Perhubungan menyampaikan kondisi tersebut.

Hingga kini masyarakat Kepulauan Masalembu ini berharap ada akselerasi tindak lanjut penanganan yang serius dari kondisi tersebut dari Kepala Cabang PT. PELNI sebagai operator Kementerian Perhubungan. Termasuk juga sikap perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam hal ini Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Pemerintah Kabupaten Sumenep, dalam hal ini Bupati Achmad Fauzi jangan terkesan masyarakat Masalembu ini dianaktirikan dibandingkan dengan kepulauan lain. (ily)

No More Posts Available.

No more pages to load.