Hari Pangan se Dunia, Pemprov Jatim Akan Beri Penghargaan 10 Kepala Daerah

oleh -76 Dilihat
oleh
Hadi Sulistyo menunjukkan buku pedoman peringatan HPD ke-39 di Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) akan memberikan penghargaan kepada 10 kepala daerah, terdiri dari 8 Bupati dan 2 Wali Kota yang dinilai memiliki kepedulian terhadap kemandirian dan ketahanan pangan di wilayahnya masing-masing.

Pengharagaan tersebut, akan diserahkan langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada puncak peringatan Hari Pangan se Dunia (HPD) ke-39 Tahun 2019 tingkat Jatim di Surabaya. Rencananya peringatan HPD tingkat Jatim ini dilaksanakan pada 19-20 Nopember 2019.

“Tentu yang menyerahkan penghargaan nanti gubernur Khofifah. Ada delapan bupati dan dua wali kota yang menerima penghargaan di HPD 2019,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo di kantornya, Senin (21/10/2019).

Siapa saja sepuluh kepala daerah yang akan menerima penghargaan tersebut, Hadi merahasiakan. “Nanti diumumkan di acaranya. Termasuk kriteria penerima penghargaan,” kelitnya.

Peringatan HPD ke-39 provinsi Jatim mengambil tema “Melalui inovasi teknologi pertanian dan pangan kita wujudkan Nawa Bhakti Satya Jawa Timur Sejahtera”. Melibatkan berbagai lapisan masyarakat, seperti pemangku kebijakan, stakeholder, perguruan tinggi, pelajar dan masyarakat umum.

Sebagai pelaksana, Dinas Pertanian Jatim akan menampilkan beberapa acara yang lebih meriah dibanding sebelumnya. Selain penganugerahan award peduli ketahanan pangan kepada 8 bupati dan 2 walikota, juga menggelar beberapa acara lainnya.

Rangkaian cara tersebut, yaitu pemilihan Duta Pangan Jatim 2019, East Java Food Festival, gelar kreasi dan inovasi teknologi pangan olahan (pameran pembangunan) dan lomba cipta kreasi resep tingkat SLTA.

Rencananya, kegiatan lomba cipta kreasi resep tingkat SLTA ini dilaksanakan pada 20 Nopember 2019, dengan peserta siswa siswi SLTA se Jatim, dalam rangka mendukung diversivikasi pangan.

“Tujuan lomba untuk menumbuhkan kratifitas dan inovasi generasi milenial dalam membuat olahan pangan yang menarik, bercitarasa tinggi, dan bernilai gizi serta memiliki nilai ekonomi, sehingga pemanfaatan pangan lokal dapat terus berkelanjutan,” jelasnya. (bm)