Hebatnya Indonesia, punya Pancasila. Dasar bernegara dan bersosial terangkum sangat jelas, singkat dan bermakna ‘dahsyat’.
Kabarnya, saat founding fathers menjadikan Pancasila sebagai dasar bernegara dan berkehidupan sosial, diskusinya berbilang bulan.
Bung Karno juga sampai meminta pertimbangan tentang isi dari lima sila pada Hadratussyekh NU KH Hasyim Asyhari.
Lima sila yang pada akhirnya disepakati bersama itu, ternyata juga ada di surat-surat Alqur’an.
Sila pertama ada di surat Al Ikhlas ayat 1 (tentang tauhid, keesaan Tuhan).
Sila kedua di An Nisa ayat 138.
Sila ke tiga di surat Ali Imran ayat 103 dan 105.
Sila ke empat ada di As Syura ayat 38.
Sila ke lima merujuk di An Nahl ayat 90.

Luar biasa bukan? Ndak heran, banyak negara ‘iri’ Indonesia punya Pancasila yang begitu lengkap bila direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Amerika punya sila ke 1, sila 4, tapi ndak punya sila ke 3. Tersebab, Amerika negara federal.
Cina punya sila 2 dan 3, tapi ndak punya sila ke 1, 4 dan ke 5. Pun Rusia. Di sana ndak ada sila 1, 3, 4.
Jangan pula dibandingkan dengan Negara-negara Islam garis keras, jelas-jelas tak akan kita temui sila ke 2, 3 dan 4 bahkan sila ke 5.
Simak saja, saat dan Bung Karno dan sohibnya, Presiden Joseph BrozTito bicara soal ‘legacy’.
“Warisan terbesar kami untuk rakyat Yugoslavia adalah tentara yang kuat,” begitu kira-kira Mbah Tito memberitahu.
Akan halnya Bung Karno dengan bangga mengatakan : “Pancasila adalah warisan terbesar bagi rakyat Indonesia. Saya tidak meragukan itu.”
Berbanggalah dengan dasar ideologi kita. Bung Karno dengan kerendahn hati mengungkapkan bahwa ia bukan pencipta Pancasila.
“Aku hanya menggali jauh ke dalam Bumi Nusantara ini, tradisi-tradisi kami sendiri, aku menemukan lima mutiara indah ini”.
Selamat HariLahirPancasila
#salam swegerwaras bregas, luur