Heru Tjahjono Ditunjuk Plh Sekdaprov Jatim, Dirjen Otoda Kemendagri: Tak Langgar Hukum

oleh -156 Dilihat
oleh
Malik saat menyampaikan paparan di acara Pembinaan Profesi Kepamongprajaan dan Launching Buku Sang Guru Pamong di Grahadi, Jumat malam..

SURABAYA, PETISI.CO – Terkuak sudah teka-teki kenapa Ir Heru Tjahjono yang sudah pensiun masih dipertahankan di posisi Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur (Jatim) untuk mendampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak.

Jawaban Heru Tjahjono yang diangkat menjadi Plh Sekdaprov Jatim itu diungkap langsung oleh Dirjen Otoda Kemendagri Dr Akmal Malik MSi pada acara Pembinaan Profesi Kepamongprajaan dan Launching Buku Sang Guru Pamong di gedung Grahadi Surabaya, Jumat (9/4/2021) malam.

“Ini bukan soal masalah kaderisasi, karena itu banyak kader-kader yang lain. Tetapi Pak Heru hadir untuk menutupi seluruh kebutuhan-kebutuhan Ibu Gubernur dan Pak Wakil Gubernur itu adalah fakta,” kata Akmal.

Dia mengaku sangat tahu betul jika sosok Heru Tjahjono sangat dibutuhkan di Jatim. Tokoh-tokoh tingkat pusat juga merasakan demikian. Bahkan ketika beliau selesai (purnatugas,-red), masih dibutuhkan itu tidak salah karena beliau dibutuhkan.

Karenanya, dia mengajak kita bersama belajar dari dari apa yang terjadi dengan Pak Sekda sekarang. Bagaimana caranya kehadiran beliau itu selalu dicintai oleh orang.

“Apakah ini melanggar hukum? Tidak melanggar hukum. Kenapa?, kehadirannya itu memang sangat dibutuhkan, itu adalah fakta,” tegas ketua DPN IKAPTK ini.

Karena itu, Malik ingin mendapatkan ilmu khusus dari Heru Tjahjono. Sebab ilmu yang dimiliki mantan Bupati Tulungagung itu jarang dimiliki orang dan tidak semua orang bisa mempraktekkan.

“Pak Heru (Plh Sekdaprov Jatim) itu contoh nyata, nilai Omnipresence Kepamongprajaan. Sebab kehadirannya terasa diimana-mana, jika tidak ada maka orang merasa kehilangan. Itulah pak Sekda. Kalau beliau tak ada ibu Gubernur merasa ada yang hilang,” kelakarnya.

Malik juga mengakui banyak menerima telepon dari para menteri, bagaimana mereka itu senang sekali ketika Pak Heru tetap ada di Jatim. “Bahkan mereka mengatakan kalau tidak ada Pak Heru, Jawa Timur itu seperti kiamat,” kelakar pejabat murah senyum ini.

Bagaimana Pak Heru bisa menciptakan kondisi seperti itu? Kata Akmal Malik tentu melalui proses yang panjang. Sebab beliau itu mantan kepada daerah dua periode dan juga mantan seorang birokrat. “Saya pikir kita perlu belajar banyak apa yang sudah dilakukan oleh Pak Sekda itu,” ungkapnya.

Sebelum Heru Tjahjono nantinya mengakhiri tugasnya mungkin setahun lagi, Akmal mengaku ingin kembali berkunjung lagi ke Jatim untuk ketemu khusus dengan Pak Sekda.

“Saya ingin bertanya, apa sih ilmu yang dipakai sehingga orang begitu merasa specialis. Bukan hanya di tingkat lokal lho tapi juga nasional,” ucapnya.

Gubernur Khofifah saat kebagian memberikan sambutan juga tak mau kalah dengan Akmal Malik. Gubernur perempuan pertama di Jatim ini justru mengaku heran, kenapa Pak Heru Tjahjono sangat disayangi Pak Dirjen Otoda Kemendagri.

“Biasanya laki-laki itu sayang perempuan, itu biasa. Ini laki-laki justru sayang sama laki-laki, ini luar biasa,” kelakar Khofifah membalas pujian yang diberikan Dirjen Otoda Kemendagri.

Saat dikonfirmasi terkait pujian setinggi langit dari Dirjen Otoda Kemendagri hingga dijadikan contoh dan teladan dari 12 nilai Keprajaan khususnya pada nilai Omnipresence, Heru Tjahjono mengaku hanya tertawa.

“Apa itu, konsepnya (ilmunya) itu hanya sering-sering ngopi dengan wartawan,” jawab Pak Carik sapaan akrab Heru Tjahjono sambil berlalu meninggalkan kejaran wartawan. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.