Hikmah Idul Adha 1443 H, Dapat Daging Kurban Juga Peroleh Darah Dagingnya

oleh -67 Dilihat
oleh
Drs. H. Imam Syafi'i S.H., M.H. ketika mengantarkan Riko kembali pada ibunya

SURABAYA, PETISI.CO – Peringatan Idul Adha kali ini amat bermakna bagi Riko. Pemuda 24 tahun ini pulang ke rumahnya setelah 8 bulan 7 hari menjalani rawat inap di panti rehabilitasi narkoba.

“Saya berjanji tidak pakai narkoba lagi,” tegas Riko di depan konselornya Iqbal dan Indra, saat Imam Syafi’i jemput dari tempat rehab narkoba di kawasan jalan Menanggal seusai Sholat Idul Adha 1443 H, hari Minggu (10/07/2022) pagi.

Riko juga pamitan dengan sesama pasien penghuni panti rehab. Jumlahnya 25 orang, sedangkan dua di antaranya juga perempuan. Lalu Imam Syafi’i mengantarkan Riko pulang ke rumahnya di gang sempit kampung Babadan, Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan Surabaya.

Menurut Imam Syafi’i, para pecandu bukanlah penjahat narkoba melainkan korban. Dan semua pihak harus memberikan support agar tidak lagi jatuh terjerat narkoba.

“Mereka bukan penjahat narkoba. Tapi justru menjadi korban komplotan pengedar yang menjajakan barang terlarang itu. Makanya kita semua perlu mendukung, menemani, serta menguatkan hati dan tekad mereka agar tidak kembali terjerat narkoba,” ungkap Imam Syafi’i ketika mengantarkan Riko pulang ke rumahnya.

Riko diperbolehkan pulang setelah dinyatakan bersih dari ketergantungan narkoba. Di dalam mobil sempat sharing beberapa hal selama perjalanan. Salah satu di antaranya kesediaan Riko mengikuti Kejar Paket C supaya dapat ijazah SMA sederajat.

“Maklum Riko tidak menamatkan SMK-nya. Sulung dari tiga bersaudara itu protol ketika masih di bangku kelas 2,” kata Imam Syafi’i.

Ketika mendekati tempat tinggal Riko, mobil yang ditumpangi berhenti sejenak di depan halaman masjid dekat tempat tinggal Riko. Imam Syafi’i menyempatkan waktu untuk bertemu pengurus kampung dan juga takmir masjid sebelum menyerahkan Riko ke ibunya.

“Saya titip Riko supaya tetap baik dan kembali hidup ke jalan yang benar. Saya mohon diajak mengaji dan selalu diajak salat berjama’ah lima waktu,” pinta Imam Syafi’i kepada ketua RT setempat dan juga para takmir masjid.

Kepulangan Riko disambut suka cita ibunya. Ia berulangkali mencium wajah Riko setiba di rumah sempitnya. Bangunan berpetak kecil ukuran 2 X 6 meter itu berdiri di atas saluran air.

Sesaat wanita paruh baya tersebut merasa bahagia melupakan kemiskinannya. Hidupnya bertambah sulit setelah suaminya divonis 6 tahun dan dipenjara karena kasus narkoba juga.

“Selama ini ibunya harus bekerja menjadi pembantu rumah tangga dan pemulung untuk menghidupi Riko beserta dua adiknya. Untuk menyambung hidup pun, ibu Riko juga sering menggadaikan KTP dan KK,” beber Imam Syafi’i kepada awak media.

Imam Syafi’i mengatakan, sebelum ditangkap polisi lalu dimasukkan panti rebab, Riko bekerja di salah satu toko di dekat Pasar Turi.

“Kepulangan Riko ini amat penting. Riko ditunggu keluarganya untuk membantu meringankan beban berat di pundak ibunya,” ujar Imam Syafi’i.

“Peringatan dan hikmah dari Idul Adha 1443 H di tahun ini tidak akan pernah dilupakan oleh Ibu Riko. Ia tidak hanya mendapat bagian daging kurban. Namun juga memperoleh darah dagingnya setelah terpisah berbulan-bulan,” tandas Drs. H. Imam Syafi’i S.H., M.H., selaku Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya. (riz)

No More Posts Available.

No more pages to load.