Hingga Pertengahan 2018, Jatim Terjadi 90 Kali Gempa Bumi

oleh -89 Dilihat
oleh
Kepala BPBD Jatim, Suban Wahyudiono

SURABAYA, PETISI.CO – Jawa Timur tergolong provinsi paling tinggi rawan bencana di Indonesia. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, mencatat hingga pertengahan tahun 2018, telah terjadi 90 kali gempa bumi di berbagai daerah di Jatim.

“Terhitung sampai Juli tahun ini, telah terjadi 90 kali gempa bumi. Gempanya berkisar 2,7-5,8 SR,” kata Kepala BPBD Jatim, Suban Wahyudiono kepada wartawan di Surabaya, Rabu (8/8/2018).

Beruntung, puluhan gempa bumi itu terjadi jauh dari daratan. Kedalaman gempa di tengah laut juga puluhan kilometer.

Gempa itu terjadi di wilayah selatan, seperti Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, Trenggalek dan Pacitan.

“Tak bisa membayangkan kalau pusat gempanya dekat dengan daratan. Kalau gempa itu terjadi di darat, dampaknya luar biasa sekali,” ujarnya sembari menyebut berdasar laporan BMKG, di Jatim ada 11 macam bencana alam (banjir, gempa bumi, puting beliung, kebakaran, kekeringan) dan 1 bencana non alam (kegagalan teknologi).

Untuk kemarau, Suban menjelaskan sejak Juli hingga September, di Jatim terjadi 40 kali kejadian kebakaran. 22 kali kebakaran diantaranya terjadi di Kabupaten Ponorogo.

“Yang lebih ekstrim soal kekeringan,” cetusnya.

Dari rakor yang digelar, daerah terdampak kekeringan sebanyak 23 kab, terjadi di 171 kec dan 422 desa. Di desa itu, sebanyak 199 desa tak ada air dan 223 desa potensi air. 126 desa diantaranya sudah dikerjakan PU Cipta Karya.

“Yang tak ada potensi air di drop air bersih,” ucapnya.

Pihaknya merinci dari 23 kab yang mengajukan bantuan, baru 17 kab yang sudah dikirim air. Dari 17 kab itu, hanya 6 kab yang sudah lengkap administistrasi. Yaitu, Sumenep, Sampang, Probolingo, Pasuruan, Mojokerto dan Tulungagung.

“Ada 118 desa yang sudah di drop air. Tiap hari, satu desa di drop 1 tangki (6 ribu liter) air,” paparnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.