HMI Soroti Kasus Penari Telanjang Inul Vizta Kediri

oleh -38 Dilihat
oleh
Karaoke Inul Vista Kediri Disegel Polisi

KEDIRI, PETISI.CO – Setelah para ulama Kediri meminta Inul Vizta Kediri untuk tutup selamanya, kini giliran aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kediri angkat bicara. Sebab, maraknya tempat hiburan karaoke berkedok karaoke keluarga, diduga menjadi penyebab banyaknya peredaran narkoba hingga prostitusi terselubung di Kota Kediri.

Ketua Dimisioner HMI Kediri, Arif mengatakan, pasca terjadinya kasus penggerebekan karaoke Inul Vizta sangat memukul bagi sejumlah pihak tak lain aktivis islam Kediri. “Kasus ini sangat mencoreng citra Kota Kediri, kalau para ulama sepakat menutup Inul Vizta di Kediri, kami juga minta kepada Walikota Kediri untuk tegas melakukan penutupan itu,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Rabu (26/7/2017).

Kejadian di Inul Vizta Kediri terkait adanya penari telanjang dan miras, merupakan peringatan keras bagi pemerintah setempat. Arif menambahkan, HMI Kediri akan menyoroti perkembangan Inul Vizta Kediri. “Kita akan lihat perkembangannya, jika nanti masih buka di Kediri, kita bersama teman-teman akan berkoordinasi dan ambil sikap,” tegasnya.

Sejauh ini, HMI Kediri terus menyikapi masalah maraknya tempat hiburan terutama karaoke keluarga di Kediri. Dari pantauannya selama ini banyak karaoke berkedok karaoke keluarga di Kediri yang akhirnya disalahgunakan. Faktanya tempat tersebut diduga menjadi peredaran miras dan prostitusi terselubung.

Dari tahun 2012 lalu, HMI Kediri juga sempat melakukan audensi terkait tempat hiburan bersama kalangan DPRD Kota Kediri. Hasilnya, pemerintah berjanji akan membatasi izin tempat hiburan di Kota Kediri. “Dulu hasilnya akan membatasi izin tempat hiburan. Kalau masalah penutupan Inul Vizta Kediri, saya yakin itu masalah kecil bagi Walikota Kediri. Sebab sikap Walikota muda ini dalam memberantas prostitusi sangat tegas, terbukti eks Lokalisasi Semampir saat ini juga sudah dibongkar,” tandasnya.

Menyikapi kasus Inul Vizta Kediri, Arif juga berharap pemerintah setempat mengevaluasi izin semua tempat hiburan di Kota Kediri. “Setelah adanya kasus ini, kita juga ingin pemerintah melakukan evaluasi ke semua karaoke,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 10 orang terlibat praktik prostitusi di Inul Vizta Kediri, Jumat (14/7/2017) lalu yang ditangani Polda Jatim. Mereka diantaranya 4 wanita sebagai penari telanjang yakni berinisial Popy (32), Wida (31), Rosa (23), dan Echa (26). Sedangkan 5 orang lainnya juga ikut diamankan terdiri dari Dewi (Kasir), Aldi (waitress), Supri (Security), Alfian dan Adi (tamu). Ditambah 1 tersangka yakni Ilham (manager) yang diduga sebagai penyedia penari telanjang bagi pengunjung karaoke.(dun)