ICMI Terpanggil Sikapi Pagar Laut yang Mengundang Pertanyaan

oleh -757 Dilihat
oleh
Ulul Albab, Ketua ICMI Orwil Jawa Timur

Oleh: Ulul Albab

Seakan tiba-tiba, mak jleg begitu saja, di pesisir Tangerang, muncul sebuah fenomena yang mengundang lebih dari sekadar perhatian. Sebuah pagar laut, sepanjang 30,16 kilometer, terbentang tanpa izin, tanpa pemberitahuan, tanpa klarifikasi. Mengapa ini terjadi? Pertanyaan yang tak segera mendapat jawaban. Apa tujuannya? Apa yang menggerakkan tangan yang membangunnya? Dan yang lebih penting: apa dampaknya bagi masyarakat, bagi laut, bagi lingkungan?

Ini lebih dari sekadar pagar. Ini adalah cermin bagi kita semua. Sebuah kenyataan yang harus disikapi bukan hanya dengan logika, tetapi juga dengan hati. Sebab, saat kita berbicara tentang wilayah pesisir, kita berbicara tentang hidup orang-orang yang bergantung padanya, tentang ekosistem yang harus dijaga, dan tentang hak-hak yang tidak boleh disia-siakan.

Mencari Kebenaran: Fakta yang Terlupakan

Kebenaran seringkali terkubur di balik kabut kebingungan. Dan pagar laut di Tangerang ini adalah salah satu contoh yang memaksakan kita untuk bertanya: siapa yang menaruh kepentingannya di sana? Siapa yang menginginkan perubahan ini? Adakah alasan yang bisa diterima? Tanpa adanya penjelasan yang jelas, kita akan terus berjalan dalam ketidakpastian, kehilangan arah.
Inilah saatnya kita untuk bertindak dengan cermat dan hati-hati. ICMI, dengan kapasitas intelektualnya, punya kepentingan yang besar. Sebagai sebuah organisasi yang memiliki pemikiran jernih dan wawasan yang luas, ICMI bisa terlibat dalam mencari fakta yang sesungguhnya, tanpa terburu-buru membuat kesimpulan atau jatuh dalam jebakan spekulasi. Kita membutuhkan fakta, bukan ilusi.
Hanya dengan itu, kita bisa memastikan bahwa keputusan yang kita ambil, keputusan yang melibatkan nasib banyak orang, berdasarkan pada pemahaman yang tepat. Tanpa kebenaran yang jelas, kita hanya berputar-putar di tempat yang sama, membiarkan ketidakadilan tumbuh tanpa batas.

Membangun Informasi yang Valid

Terlalu sering kita melihat bagaimana informasi yang salah berkembang dengan cepat, menyebar seperti api di padang rumput yang kering. Seperti yang kemaren terjadi di Los Angeles AS. Pagar laut itu, yang dibangun tanpa izin, dipenuhi dengan spekulasi: ada yang menganggapnya sebagai proyek bisnis tersembunyi, ada yang merasa ini adalah langkah ilegal yang merugikan banyak pihak. Tanpa informasi yang valid, kita hanya terjebak dalam polusi kebingungan.

ICMI, yang dikenal dengan komitmennya pada prinsip-prinsip keadilan, punya kepentingan untuk memastikan informasi yang tersebar adalah informasi yang benar. Tidak ada ruang untuk informasi yang bias, setengah-setengah, atau dipelintir untuk kepentingan tertentu. Kita harus mendengar langsung dari sumbernya, mendalami alasan di balik tindakan ini, dan memastikan bahwa setiap keputusan dibuat dengan pemahaman yang utuh.

Hanya dengan informasi yang valid dan transparan, masyarakat bisa menerima kenyataan ini dengan kepala dingin, memahami sepenuhnya apa yang sedang terjadi, dan apa yang harus dilakukan. Tanpa itu, kita hanya berputar dalam ketidaktahuan, mengambil keputusan yang salah berdasarkan pengetahuan yang kabur.

Mengajak Masyarakat untuk Peduli

Di balik pagar yang membelah laut ini, ada orang-orang yang paling terpengaruh, mereka yang hidup dari laut. Nelayan, yang bergantung pada akses perairan, tiba-tiba dipaksa untuk menerima kenyataan yang mengancam mata pencaharian mereka. Keberlanjutan hidup mereka tergantung pada hak mereka untuk mengelola laut dengan bijaksana.

Namun, keberlanjutan bukan hanya soal hak, tetapi juga soal pemahaman. ICMI bisa mengambil peran dalam mengedukasi masyarakat, khususnya masyarakat pesisir, tentang hak-hak mereka dan bagaimana mereka bisa terlibat dalam keputusan-keputusan yang akan mempengaruhi hidup mereka. Pendidikan adalah kunci. ICMI bisa memperlengkapi masyarakat dengan pengetahuan tentang pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, bukan hanya sebagai korban, tetapi juga sebagai pihak yang aktif dalam menjaga kelestarian laut mereka.

Dialog yang Membangun

Masalah pagar laut ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu pihak. Pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan LSM, semua harus memiliki peran dalam memecahkan persoalan ini. Dan untuk itu, perlu adanya dialog konstruktif yang bisa merangkul semua pihak. ICMI bisa menjadi jembatan yang menyatukan berbagai pihak yang berkepentingan, menjadikan setiap suara didengar, dan menemukan solusi yang memihak pada kepentingan umum, bukan hanya segelintir pihak.

Kolaborasi bukan hanya kata kosong. Ia adalah keharusan. Hanya melalui kolaborasi yang benar, kita bisa menggerakkan kebijakan yang lebih adil, yang memperhatikan kesejahteraan semua pihak, yang memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan dalam waktu yang bersamaan.

Sebagai organisasi yang berakar pada nilai-nilai Islam, ICMI bisa menjadi suara yang mengingatkan kita semua tentang pentingnya keadilan sosial dan keadilan lingkungan. Jangan sampai segelintir orang mengorbankan hak-hak masyarakat pesisir demi kepentingan pribadi atau kelompok mereka. Laut adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga, bukan dijadikan objek eksploitasi semata.

Sebagai umat yang beriman, kita diajak untuk menjaga keseimbangan alam, menghargai hak orang lain, dan menjaga keberlanjutan sumber daya yang menjadi kehidupan kita. ICMI bisa memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada masyarakat pesisir dan melindungi lingkungan, selaras dengan prinsip Islam tentang keadilan dan kelestarian alam.

Kasus pagar laut di Tangerang adalah cermin dari tantangan yang lebih besar: pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, transparan, dan adil. Dalam menghadapi tantangan ini, ICMI bisa memiliki peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan jaringan intelektual dan moral yang dimilikinya, ICMI bisa menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif, bukan hanya untuk masyarakat pesisir, tetapi untuk seluruh bangsa.

Melalui kolaborasi, transparansi, dan keadilan, kita semua, baik pemerintah, masyarakat, maupun ICMI, bisa menciptakan Indonesia yang lebih adil, berkelanjutan, dan peduli terhadap lingkungan. Mari kita bersama-sama menjadikan Indonesia bangsa yang lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih memperhatikan hak-hak rakyat serta keberlanjutan alam pemberian Tuhan.

*penulis adalah: Ketua ICMI Orwil Jawa Timur

No More Posts Available.

No more pages to load.