Indopol Survey: Sejak Wabah Covid-19 Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Jawa Timur Menurun  

oleh -54 Dilihat
oleh
Paparan hasil Indopol Survey.

SURABAYA, PETISI.CO – Di Jawa Timur dalam kurun waktu enam bulan sejak wabah Covid-19 menjadi pandemic mayoritas public menilai kondisi rumah tangganya lebih buruk bahkan ditambah jauh lebih buruk sebesar 85,4% dibandingkan dengan  satu tahun lalu. Pendapatan rumah tangga masyarakat Jawa Timur juga memiliki kecenderungan menurun.

Hal ini merupakan hasil survey regional Jatim yang dilakukan Indopol Survey tentang Penanganan Covid-19 di Jatim: Evaluasi Kinerja, Implikasi Ekonomi Dan Politik temuan 23-28 Juli 2020.

Ratno Sulistiyanto, Direktur Eksekutif Indopol Survey mengatakan, tujuan survey ini adalah Pertama, melakukan evaluasi kinerja pemerintah provinsi Jawa Timur menurut persepsi public selama kurang lebih enam bulan berjalan sejak Covid-19 pertama menyebar di Indonesia dari beberapa program dan kebijakan sudah dilakukan.

Kedua, mengetahui perubahan perilaku sosial, budaya, ekonomi dan politik masyarakat Jawa Timur di tengah pandemic Covid-19. Ketiga, mengetahui dinamika politik akibat dampak kinerja pemerintah provinsi maupun kota kabupaten dalam menanggulangi penyebaran Covid-19.

“Jawa Timur pernah menjadi wilayah yang tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi dalam kurun waktu 26 Juni–6 Agustus 2020, sebelum diduduki DKI Jakarta.  Namun berkat usaha keras segenap pemerintahan daerah di Jatim (Pemprov maupun Pemkab/Pemkot) dapat menekan laju penularan Covid-19,” kata Ratno dalam rilisnya.

Selain itu sebanyak 68,2% masyarakat Jatim merasa puas dengan kinerja Pemprov Jatim dalam menangani Covid-19. Belum lagi tingkat kepuasan masyarakat cukup tinggi  terlihat di institusi kepolisian,TNI maupun Gugus Tugas Penangan Covid-19 didaerah maupun Nasional.

Beberapa program-program yang telah dilakukan seperti adanya Kampung Tangguh, bansos, himbauan protokol kesehatan dan pembagian masker telah dinilai masyarakat bisa mengatasi kondisi dimasa pandemi Covid 19 ini.

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemprov Jatim terkonfirmasi juga dengan tingkat kepuasan masyarakat Jatim terhadap kinerja Gubernur Jatim dan wakil Gubernur dalam memperbaiki kondisi Jatim, utamanya terkait penanganan Covid-19 dan implikasinya, mencapai 68,10%.

Tingkat kepuasan terbesar terdapat di Kota Probolinggo, Bondowoso, Nganjuk, Trenggalek, Sumenep, Probolinggo, dan Sampang. Sedangkan tingkat kepuasan terendah terdapat di Kota Batu, Bojonegoro, Pacitan, Sidoarjo, Kota Surabaya, Bangkalan, Lumajang, Gresik, Jombang, dan Blitar.

Bulan Desember 2020 nanti ada 19 kabupaten dan kota di seluruh Jatim yang menyelenggaran Pilkada. Pilkada pada era wabah pandemi akan melahirkan situasi dan keadaan yang baru dan tidak terprediksi. Aspek kesehatan, ekonomi, dan sosial akan mempengaruhi kualitas penyelenggaraan Pilkada. Menjadi pekerjaan rumah bagi KPU untuk bisa menyelenggaran Pilkada di masa pandemi ini.

Situasi pandemi Covid-19 memberikan implikasi terhadap situasi politik di Jawa Timur. Popularitas, Liketabititas dan Elektabilitas figur-figur pemimpin dimata publik bisa menjadi harapan dalam perbaikan dimasa pandemi. Mayoritas publik menilai bahwa yang layak memimpin JawaTimur adalah Khofifah, disusul Risma, Sukarwo, Emil Dardak dan Syaifullah Yusuf.

Sementara untuk figur kepemimpinan nasional dalam pertanyaan terbuka (TOP of MINE) ada 5 nama teratas yang diinginkan oleh public untuk menjadi Presiden ke depan 2024 yakni Prabowo Subianto, Khofifah, Sandiaga S Uno, Anis Baswedan dan Ganjar Pranowo. Sementara dalam pertanyaan tertutup ada 15 nama figur pemimpin yang disodorkan, terdapat 5 nama tertas yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi di Jawa Timur yakni Prabowo Subianto, Khofifah, Anis Baswedan, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. (kip)

No More Posts Available.

No more pages to load.