Ini Penjelasan Subandi, Pria yang Dibawa Paksa Satpol PP Kota Surabaya

oleh -205 Dilihat
oleh
Subandi saat di kediamannya

SURABAYA, PETISI.CO – Subandi (38), pria yang sempat mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dari petugas Satpol PP Kota Surabaya, memberikan penjelasan perihal kronologi kejadian tersebut.

Awalnya, pria yang sehari-hari bekerja di salah satu depo air isi ulang di Jalan Karang Menjangan itu tengah beristirahat sembari menurunkan maskernya, lantaran ia baru saja melayani pesanan air dari para pelanggan.

“Saya sebagai karyawan pagi-pagi kerja, disitu yang beli air lumayan banyak terus duduk istirahat dan masker saya turunin,” kata Subandi saat ditemui di kediamannya, Senin (12/10/2020).

Tak berselang lama, beberapa anggota Satpol PP yang tergabung dalam Tim Swab Hunter dan tengah melakukan aktifitas patroli langsung menghampirinya.

Para petugas mencoba membawa Subandi yang dinilai tak menerapkan protokol kesehatan menuju Puskesmas Mojo untuk dilakukan tes swab. Namun ia menolak untuk ikut dan sempat memberontak karena tak ada yang menjaga depo air tempatnya bekerja.

“Cuma saya gak mau dan berontak karena berat (meninggalkan) kerjaan, karena gak ada yang menunggu (tempat kerja). Baru pas rame-rame itu bos saya keluar,” terangnya.

Pria asli Pandeglang, Banten ini menegaskan, upayanya memberontak bukan karena takut dibawa ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos), tetapi karena takut kehilangan pekerjaannya.

Sementara itu ketika ditanya tentang swab, Subandi masih belum menerima hasil tes tersebut. Meski begitu ia sangat merasa khawatir jika swabnya berstatus positif Covid-19.

“Swab yang jadi beban pikiran sampai sekarang. Amit-amit kalau keluar positif kan tambah susah saya. Kalau karantina tanggungan saya disini,” ungkapnya.

Kekhawatiran Subandi bukan tanpa alasan, ia menyatakan jika dia bekerja bukan hanya untuk mencukupi kebutuhannya istri dan anak-anaknya saja, namun pria berambut gondrong ini juga harus menanggung kehidupan ke lima adik iparnya yang yatim.

“Anak dua, tapi tanggungan adek-adek ada lima orang anak yatim semua,” kata pria yang sudah 3 tahun lebih tinggal di Surabaya itu.

Setibanya di Puskesmas, ia menjelaskan jika petugas dari Satpol PP sudah mengutarakan permintaan maafnya atas kejadian tersebut.

“Waktu sampai di Puskesmas kita sudah maaf-maafan becanda biasa. Ya mungkin itu sudah tugas mereka. Sudah gak kepikiran yang penting selesai kembali bekerja otot-otatannya karena kerjaan,” imbuhnya.

Setelah menjalani tes swab di Puskesmas Mojo, Subandi langsung kembali ke depo air minum tempatnya mengais nafkah. Selain itu ia menyatakan bahwa pihak Satpol PP juga turut memberikannya masker.

“Ninggalin depo dua jam-an, terus langsung balik kerja lagi. Tapi di Puskesmas dikasih masker sama Satpol PP,” pungkasnya.(nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.