Inovasi Tiga Mahasiswa Unair Bangkitkan Kesejahteraan Penjahit Lokal

oleh -168 Dilihat
oleh
Chofifah Ayu Kusumaningtyas, Azka Chusniah Fitrah, dan Lidya Ayu Sukmawandira, di bawah bimbingan Diansanto Prayoga, SKM MKes

SURABAYA, PETISI.CO – Mahasiswa Unair kembali melahirkan gagasan kreatif dan inovatif di bidang kewirausahaan. Mereka adalah Chofifah Ayu Kusumaningtyas, Azka Chusniah Fitrah, dan Lidya Ayu Sukmawandira, di bawah bimbingan Diansanto Prayoga, SKM MKes.

Ketiga mahasiswa tersebut menggagas suatu inovasi di bidang fesyen hijab dengan tujuan membangkitkan kesejahteraan penjahit lokal serta untuk mengenalkan budaya Nusantara.

Chofifah mewakili teman-temannya menguraikan perjalanan inovasi wirausahanya. Inovasi fesyen yang dinamai Ulitha Hijab itu telah berdiri sejak tahun 2020 dengan produk utama berupa daily hijab. Namun dalam perkembangannya, Chofifah dan tim ingin meningkatkan inovasinya sehingga lebih menarik dan memiliki cultural value. Oleh karena itu, ia mengusung tema “Nusantara dalam Selembar Hijab” dalam inovasinya itu lantaran masih minimnya hijab produk lokal yang mengangkat motif Nusantara.

“Kami mengusung tema nusantara di dalam selembar hijab karena masih jarang sekali hijab printing lokal yang menggunakan motif-motif nusantara. Kebanyakan mereka lebih memilih tema flora atau keindahan kota-kota di mancanegara. Padahal, kalau kita mau mengenal nusantara lebih dekat lagi, pasti tidak kalah menarik dan tidak kalah indah,” tuturnya.

Hingga saat ini, wirausaha yang dijalankan mahasiswa FKM Unair itu telah berhasil memproduksi lebih dari dua ribu produk hijab yang dipasarkan hingga ke berbagai pulau. Meski demikian, keberhasilan itu tidak ia raih tanpa kendala. Membangun bisnis di tahun 2020 tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Ifah dan tim lantaran merebaknya pandemi Covid-19 di tahun yang sama.

Sempat mengalami kendala lantaran proses produksi dan pemasaran yang terganggu, ia dan tim tidak lantas menyerah. Justru mereka melakukan evaluasi dan perbaikan selama menunggu situasi berjalan kembali normal.

“Sebagai pemula, tentu kami cukup kesulitan untuk beradaptasi dengan keadaan yang sangat baru, sehingga kami terpaksa berhenti produksi selama lima bulan. Di sela-sela itu, kami terus melakukan evaluasi terhadap produk hijab yang sudah kami pasarkan. Kemudian di bulan Agustus, kami mulai kembali proses produksinya dengan pembaruan kualitas hijab dan perluasan market online,” ungkapnya.

Keberhasilannya dalam membangun inovasi wirausaha itu tidak berhenti sampai di sini. Ke depan, ia dan tim berharap dapat merealisasikan rencana pengembangan selanjutnya serta dapat terus melahirkan inovasi-inovasi baru di bidang fesyen muslim.

Perlu diketahui bahwa pasca pendanaan itu, Chofifah dan tim akan melakoni berbagai kegiatan seperti monitoring dan evaluasi untuk menentukan perwakilan Unair dalam ajang KMI Award 23-25 November mendatang. (cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.