JAPAI Dorong Pemerintah Berantas Mafia Garam untuk Indonesia Berswasembada

oleh -86 Dilihat
oleh
Ilustrasi

SURABAYA, PETISI.CO – Kondisi negara Indonesia ini memang terbilang unik. Bagaimana tidak unik, jika negara Indonesia adalah negara kedua setelah Kanada yang mempunyai garis pantai terpanjang dan terluas di dunia. Lengkap dengan panjang garis pantai mencapai 54.716 km dengan luas wilayah 1.904.569 km2, akan tetapi Indonesia tidak masuk dalam negara produsen garam dunia.

Bicara mengenai garam, Indonesia memiliki para petani atau petambak garam yang tersohor. Beberapa dari para petani atau petambak garam itu berasal dari ujung timur Pulau Madura, yakni Sumenep. Karena begitu tersohornya para pahlawan itu dalam mengelola hasil garam, maka Pulau Madura juga dikenal sebagai Pulau Garam.

Tidak hanya dengan sebutan Pulau Garam. Orang Madura telah ekspansi ke seluruh wilayah garis pantai di Indonesia untuk memproduksi garam. Mulai dari Aceh hingga ke wilayah Nusa Tenggara Timur.

Garam adalah komoditi utama dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, industri kimia hingga pengeboran migas.

Sumber daya alam Indonesia melimpah ruah untuk berswasembada Garam. Akan tetapi Indonesia malah menjadi importir garam. Sungguh hal ini sangat di luar nalar dan akal sehat kita. Tercatat dari tahun 2017 yang lalu, impor garam per tahun lebih dari 200.000 ton di setiap tahunnya.

“Sungguh aneh fenomena tentang garam di Indonesia ini. Dahulu kita mendapat informasi bahwa Indonesia adalah negara produsen garam dunia. Akan tetapi terjadi penurunan signifikan, dan saat ini 8 besar negara produsen garam dunia tidak mencatatkan lagi nama Indonesia di dalamnya,” papar MH. Soleh dari Jaringan Pemuda Indonesia (JAPAI), Minggu (12/02/2023) malam.

Selanjutnya MH. Soleh menambahkan, bahwa fakta garam di Indonesia sudah di penuhi oleh mafia jahat yang tidak peduli tentang nasib para petani atau petambak garam.

“Indonesia punya BUMN terbaik bernama PT. Garam, akan tetapi sistem yang di kelola menjadikan mafia garam, semakin menari-nari di atas penderitaan rakyat,” jelas MH. Soleh.

Sebagai orang Madura, MH. Soleh mengaku sangat prihatin terkait kondisi para petani atau petambak garam saat ini.

“Saya orang Madura, tentunya saya sangat memprihatinkan kondisi saat ini. Mafia garam sudah merasuk ke segala lini, bahkan di PT. Garam sendiri sudah hitam legam di mainkan oleh para mafia,” imbuh MH. Soleh.

Menurut MH. Soleh, jikalau para pemuda Indonesia tidak memperhatikan tentang masa depan garam maka matilah ekonomi Indonesia ke depan dari sisi garam.

“Kita harus berswasembada soal garam, dan memberikan kontribusi ekonomi secara nyata,” pungkas MH. Soleh dari Jaringan Pemuda Indonesia (JAPAI). (riz)

No More Posts Available.

No more pages to load.