Jaringan Kiai Kampung di Jatim Jadi Salah Satu Penentu

oleh -86 Dilihat
oleh
Yenny Wahid saat diwawancarai wartawan

SURABAYA, PETISI.CO – Hasil penghitungan cepat atau quick count dari sejumlah lembaga, kunci kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin ada pada Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). Kemenangan di Jateng bukan hal aneh lagi, karena merupakan kandang Jokowi.

Sedangkan di Jatim, kemenangan dengan margin yang besar (antara 65 persen-69 persen menurut quick count) sebenarnya cukup mengejutkan. Sebab, boleh dibilang Jokowi tidak mempunyai kedekatan akar rumput dengan masyarakat Jatim.

Memang benar ada tokoh seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mantan Gubernur Jatim Soekarwo, mantan Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul), tapi ada kekuatan tambahan yang membuat margin kemenangan semakin lebar.

Menurut pakar komunikasi politik Unair, Suko Widodo, salah satu kunci kemenangan tersebut adalah bersatunya kiai-kiai kampung di Jatim. Jika para elit di Jakarta saling mengklaim kemenangan itu merupakan hal yang semu.

“Mereka, hanya memungut hasil kerja keras massa akar rumput yang berjuang di lapangan,” tegasnya.

Pendapat Suko memang beralasan. Setidaknya ada variabel tambahan yang membuat suara pasangan Jokowi-Ma’ruf ini meningkat. Salah satunya adalah solidnya barisan massa akar rumput NU. Diantaranya adalah jaringan kiai kampung, jaringan ibu-ibu majelis taklim dan jaringan Gus Durian.

Makin solid setelah putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid, beberapa kali turun ke Jatim membawa jaringan Gus Duriannya. Sekedar diketahui, Gus Dur memang dikenal dekat dengan massa akar rumput NU. Bahkan, pencetus nama kyai kampung adalah Gus Dur.

Kiai Kampung sendiri merujuk pada kiai-kiai di ponpes kecil yang selama ini tidak menjabat dalam struktural. Di Jatim, populasi kiai kampung ini sangat banyak.

Apalagi, jaringan Gus Durian dan kiai kampung ini berhasil mendesakkan sejumlah program yang menyentuh hajat hidup orang banyak. Yang paling terkenal adalah penggratisan Jembatan Suramadu.

Meski bukan satu-satunya, faktor lobi Yenny Wahid kepada Jokowi untuk itu cukup penting. Setelah Yenny mendeklarasikan dukungan ke Jokowi, pemerintah Jokowi mengeluarkan keputusan penggratisan jembatan Suramadu.

Yenny sendiri bahkan menggelar acara dua kali di Ponpes Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep. Yang menghadirkan Jokowi dua kali.

Meski di Madura Jokowi tetap saja kalah, namun penggratisan jembatan Suramadu tersebut bisa menahan margin kekalahan itu tidak seperti 2014 lalu. Banyak kalangan Madura, terutama yang bermigrasi ke Surabaya, merasa diuntungkan dengan keputusan tersebut.

Sebut saja, Choirul. Pria penjual soto asal Madura itu merasa cukup diuntungkan dengan keputusan tersebut. ’’Wah, orang Madura seperti saya ini merasa diuntungkan,’’ katanya. ’’Jokowi bagus, memperhatikan rakyat,’’ tambahnya.

Terpisah, Yenny Wahid mengatakan bahwa kemenangan di Jatim itu milik rakyat Jatim. ’Terlalu berlebihan jika dirinya dianggap faktor penentu. “Ada banyak pihak yang berjuang bersama memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin,’’ ucapnya.

Yenny lalu menyebut nama Khofifah Indar Parawansa, Gus Ipul, Pakde Karwo, elemen kyai kampung, dan banyak nama lainnya lagi. ’’Mereka-mereka ini semua yang memenangkan,’’ tuturnya.

Ketua Sedulur Jokowi Jatim, HM Misbahus Salam menyebut bahwa faktor Yenny Wahid menjadi salah satu faktor yang menentukan kemenangan. ’’Ning Yenny punya pengaruh signifikan. Sebagai putri Gus Dur, tentu membawa magnet tersendiri bagi para kyai dan masyarakat di Jatim,’’ kata pria yang juga wakil ketua PCNU Jember ini. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.