Jatim Berbasis Kebudayaan Diperkuat Nilai Spiritual Yang Ada

oleh -54 Dilihat
oleh

PASURUAN, PETISI.CO – Kebudayaan merupakan basis yang menjadikan negara menjadi maju, kuat, dan berdaya saing. Indonesia, khususnya Jatim, selain berbasis kebudayaan juga diperkuat nilai nilai spiritual yang ada.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat memberikan sambutan selamat datang pada acara pembukaan Festival Kesenian Indonesia (FKI) X di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan Kab. Pasuruan, Sabtu (7/7/18) malam.

Oleh karena itu, lanjut Pakde Karwo-sapaan akrab Gubernur Jatim ini, menjaga kelestarian seni dan budaya serta kearifan lokal seperti penyelenggaraan FKI, turut serta memperkokoh suasana harmoni di provinsi ini. Demikian pula, pelestarian seni, budaya, dan kearifan lokal tersebut juga memperkuat keguyuban, kerukunan, dan sekaligus penghargaan terhadap perbedaan. “Lewat seni dan budaya lah suasana batin yang kotor bisa dibasuh,” ungkapnya.

Ditambahkan, basis kebudayaan dan spiritual juga ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia yang melaksanakan mudik bertemu dengan saudara di desa.

“Terdapat 20 juta orang melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman membawa nilai kebersamaan dan kekeluargaan. Inilah basis kebudayaan, spiritual dengan di dalamnya terdapat nilai kultur yang baik,” imbuhnya.

Di hadapan Menristekdikti, rektor perguruan tinggi seni se Indonesia dan pegiat seni dan budaya yang hadir, Pakde Karwo menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan FKI. Alasannya, antara lain pagelaran seni dan budaya yang ditampilkan merupakan inisiatif luar biasa dalam mendukung Indonesia menjadi damai, dingin, dan harmoni.

Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo juga menjelaskan posisi Taman Candra Wilwatikta yang berada di bawah kaki Gunung Penanggungan, dan terdapat 122 candi di area ini. Keberadaan candi ini menunjukkan adanya nilai sejarah yang diwariskan oleh para leluhur.

“Di sekitar taman ini, terdapat Candi Jawi yang mempresentasikan Candi Hindu – Budha. Itulah hakekat kebudayaan dari leluhur kita,” imbuhnya.

Majapahit, tambah Pakde Karwo, telah memberikan contoh cara hidup berdampingan dalam keberagaman. Dalam buku Sutasoma yang dikarang Mpu Tantular ditulis tentang Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa, yakni keberagaman hidup nusantara yang terdiri dari beragam suku dan agama di Indonesia, yang hidup secara rukun berdampingan.
Dalam kitab ini, lanjut Pakde Karwo, juga disebutkan bendera merah putih Indonesia, yang berasal dari kata “gulo klopo”, yakni gula karena warna kemerah merahannya dan kelapa yang bewarna putih.

Sementara itu, dalam sambutannya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristekdikti) Prof. M. Nasir Ph.d menegaskan bahwa kesenian Indonesia hendaknya berkolaborasi dengan pariwisata, travel, dan perguruan tinggi seni sehingga menjadi sebuah industri pariwisata unggulan. Jika perlu, sektor industri kesenian bisa dimasukkan dalam mata kuliah di masing masing perguruan tinggi seni di Indonesia.
Keberadaan seni, lanjutnya, harus bisa memiliki nilai tambah dan manfaat pada pariwisata Indonesia. Caranya, dengan berkolaborasi dengan pihak-pihak tersebut terselenggara agenda kesenian rutin.

“Jika itu dilakukan, saya optimis seni dapat hidup serta memberi pertunjukan kepada wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Kita akan dorong dan buat agenda tahunan agar seni dapat berkembang dan seluruh negeri menjadi damai,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini juga diserahkan cinderamata dari Gubernur Jatim kepada Menristekdikti. Selain itu, Menristekdikti juga menyerahkan cinderamata kepada sembilan perguruan tinggi negeri seni. Diantaranya Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya, Intitute Seni Budaya Indonesia (ISBI) Banda Aceh, Tanah Papua, Bandung dan Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Yogyakarta, Surakarta, Denpasar Bali, STKW dan Institut Kesenian Jakarta.

Hadir dalam kegiatan ini antara lain Wakil Walikota Pasuruan dan Malang serta, Konjen Jepang di Surabaya, Wakil Konjen RRT di Surabaya, serta kepala OPD di jajaran Pemprov. Jatim. (cah/nif)