Jatim Punya Potensi Besar Support Kebutuhan Perawat di Luar Jawa

oleh -41 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah sambutan di acara penutupan Muswil ke-10 DPW PPNI Jatim di Hotel Aria Gajayana Malang, Sabtu malam.

SURABAYA, PETISI.CO – Provinsi Jawa Timur (Jatim) memiliki potensi yang besar untuk memberikan support terhadap kebutuhan perawat di luar Pulau Jawa. Pasalnya, Jatim memiliki jumlah perawat tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan data dari laman bppsdmk.kemkes.go.id, jumlah perawat di Jatim mencapai 51.709 orang. Sedangkan di luar pulau Jawa, rasio penduduk per 1 perawat masih rendah.

Sesuai data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan Susenas, per tahun 2019, di Pulau Jawa, rasio perawat dengan jumlah penduduk adalah 1:815. Artinya 1 perawat melayani 815 orang.

“Jadi, Jatim ini sangat berpeluang untuk memberikan support terhadap kebutuhan perawat di luar Pulau Jawa,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menutup Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-10 DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim di Hotel Aria Gajayana Malang, Sabtu (27/11/2021) malam.

Menurutnya, WHO menyampaikan bahwa terdapat kebutuhan 6 juta perawat yang bisa menjadi peluang perawat Indonesia. Nah Provinsi Jatim ini sangat berpotensi menghasilkan perawat yang bisa mengisi kebutuhan di luar Jawa. “Bahkan di luar negeri,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Khofifah memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh perawat yang ada di Jatim. Para perawat bersama tenaga kesehatan lainnya telah mendedikasikan diri luar biasa untuk merawat pasien Covid-19.

“Saya melihat dedikasi dan keikhlasan yang luar biasa dilakukan para perawat. Para perawat banyak yang jam 12 malam, jam 01.00 datang menyapa pasien Covid-19 yang ada di IGD maupun ICU atau ruang emergency. Mudah-mudahan menjadi ladang amal kebaikan para perawat,” tuturnya.

Di hadapan pengurus dan anggota DPW PPNI Jatim, Khofifah mengingatkan, saat ini, transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan dan kebutuhan bagi berbagai sektor, termasuk para perawat di dalamnya. Layanan kesehatan akan banyak menggunakan alat kesehatan berbasis hi-tech.

Sehingga penting bagi para perawat untuk selalu update teknologi dalam memberikan layanannya. Artinya, para perawat perlu melakukan intensitas terhadap pengenalan alkes berbasis hi-tech.

“Selain spesific skill keperawatan, para perawat harus paham teknologi juga. Apalagi, sekarang ini banyak peralatan kesehatan canggih, dibutuhkan mental yang canggih dan cekatan pula,” tandasnya.

Khofifah menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang memasifkan vaksinasi di Jatim. Berdasarkan data Dashboard Kemenkes/KCPEN, per 27 Nopember 2021, capaian dosis pertama Vaksinasi Covid-19 di Jatim tembus 22.316.301 orang atau 70,12% dari target provinsi.

Sementara untuk capaian dosis kedua, Vaksinasi Covid-19 di Jatim mencapai 14.829.578 orang atau 46,60%. “Terima kasih gotong royong dan sinerginya dari berbagai pihak, termasuk dari para perawat dan tenaga kesehatan se-Jatim, sehingga capaian vaksinasi di Jatim sudah mencapai 22.316.301 orang,” ucapnya.

Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur Khofifah yang menggagas beberapa kebijakan yang berpihak kepada para perawat khususnya yang ada di Jatim.

“Kami berharap ke depan Gubernur Khofifah bisa kembali membuat inisiasi kebijakan yang berpihak kepada para perawat yang berstatus non PNS, serta bisa membuat kebijakan-kebijakan yang mengandung keberpihakan kepada profesi perawat,” ujarnya. (bm)