Kabupaten Bondowoso Kekurangan Paramedis Ternak

oleh -102 Dilihat
oleh
Cendy Herdiawan

BONDOWOSO, PETISI.CO – Kabupaten Bondowoso, konon katanya,  masih masuk dalam empat besar lumbung ternak di Jawa Timur. Jumlah sapi yang ada di Kabupaten Bondowoso, mencapai sekitar 219 ribu ekor. Ironisnya, jumlah yang banyak ini tak diimbangi dengan jumlah para medis ternak yang memadai.

Padahal, jika melihat pada sistem kesehatan nasional berbasis Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan),  keberadaan paramedic ini selain memiliki fungsi pengobatan, juga memiliki fungsi pembinaan.

Hal ini diungkapkan oleh Cendy Herdiawan, Kepala Bidang  (Kabid) Kesehatan Hewan, Kesmavet, dan  Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (P2HP), Dinas Pertanian Bondowoso, saat ditemui  petisi.co di ruang kerjanya.

Selain itu, dia menjelaskan, bahwa dampak dari kekurangan paramedic ini, Bondowoso harus rela kehilangan uang lebih dari Rp 50 milliar dalam setahun, dengan estimasi kematian 23 pedet per hari di 23 kecamatan dengan harga pedet Rp. 5 juta.

“Jumlah kerugian ini, masih bisa bertambah jika terjadi kematian sapi karena induknya tidak bisa melahirkan, atau induknya tak bisa bunting, serta kematian yang disebabkan oleh penyakit lainnya,” ujarnya.

Berapa, lanjut dia,  kalau mau hitung-hitungan kerugian peternak?  “Berapa, sementara invest petugas berapa sih digaji,” paparnya.

Selain itu, dia menyebutkan,  bahwa jumlah paramedis di Bondowoso, hanya sembilan orang. Selama ini pun terpaksa harus merangkap wilayah dalam melaksanakan fungsinya. Kondisi ini juga masih diperparah dengan jumlah Puskeswan yang hanya ada empat.

“Diantaranya Puskeswan di Kecamatan Curahdami, Tapen, Tamanan, serta Cerme,” urainya. Seraya menambahkan, kalau kita menghitung dari analisa beban kerja, kebutuhan paramedic hewan di Bondowoso sekitar 60 orang.

“Saya hanya punya sembilan paramedis, delapan dokter hewan dan empat Puskeswan,” katanya sambil mengimbuhkan, sementara saat ini kesadaran masyarakat terhadap kesehatan hewan pun sudah cukup bagus. Karena kelangkaan paramedis inilah, akhirnya dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu.

“Sekarang ini banyak di masyarakat kasus kelahiran yang memerlukan penanganan, banyak orang-orang illegal yang melakukan, belum yang kasus suntik sehat, banyak,” pungkasnya.(latif)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.