Kadinkes Bondowoso Kecewa atas Penolakan Pemakaman Perawat Terbaik RSUP dr. Kariadi Semarang

oleh -94 Dilihat
oleh
Kadinkes Bondowoso, dr Muhammad Imron.

BONDOWOSO, PETISI.CO – Nuria Kurniasih salah satu perawat terbaik di RSUP, dr. Kariadi Semarang yang gugur terkena virus Covid-19, ditolak oleh oknum ketua RT setempat untuk dikebumikan di daerah dimana ia tinggal. Karena ditolak, kemudian sang suami sendiri memakamkannya di RSUP, dr. Kariadi Semarang, yang dibantu oleh pegawai rumah sakit tersebut.

Hal ini sempat viral di media sosial (Medsos), bahkan mengundang banyak perhatian. Stigma negatif di masyarakat akan Covid-19 masih sangat minim. Maka dari itu pemerintah selalu mengimbau agar selalu mendapatkan informasi dari satu pintu, yakni Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 dan Posko Pencegahan Corona dari Dinas Kesehatan yang telah dibentuk setiap daerah.

Melihat kejadian yang menimpa Almarhumah Nuria Kurniasih, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, dr. Muhammad Imron, mengungkapkan kekecewaan dan menyayangkan akan kejadian tersebut.

“Harusnya oknum ketua RT ikut mengawal pemakaman jenazah almarhumah, karena pemerintah sudah menyiapkan tata cara pemakaman korban Covid-19 sesuai SOP yang ada,” jelasnya, melalui telepon selulernya, Sabtu (11/4/2020).

Dinas Kesehatan Bondowoso, kata dia, akan memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada  wafatnya teman sejawat saudara Nuria Kurniasih salah satu perawat terbaik di RSUP dr. Kariadi Semarang dan juga tenaga kesehatan (Nakes) seluruh Indonesia yang juga sudah gugur menjadi garda terdepan melawan pandemik Covid-19.

“Akan kita dedikasikan kepada pahlawan kemanusiaan para Dokter, Perawat, dan Nakes lain yang telah gugur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terinfeksi virus corona,” katanya.

Selain itu, Kepala Dinkes Bondowoso, akan menginstruksikan kepada seleuruh Nakes di Kabupaten Bondowoso untuk menggunakan pita hitam untuk mengenang para pahalawan kemanusiaan yang telah gugur dalam melawan Covid-19.

“Sebagai wujud kepedulian dan rasa penyesalan yang mendalam terhadap saudara kita yang meninggal dalam menjalankan tugas kemanusiaan di beberapa daerah baik Dokter, Perawat, dan Nakes lainnya, lebih lebih terhadap kejadian penolakan pemakaman saudara kita sesama Nakes di Semarang, maka kami mohon mulai hari Senin 13 April–Sabtu 18 April 2020 untuk memakai pita hitam di lengan atas sebagai ungkapan rasa duka cita kita semua,” tandasnya.

Untuk diketahui, selama satu pekan ke depan pita hitam akan digunakan kepada seluruh nakes di Bondowoso, melingkupi RSUD dr Koesnadi, RS. Bhayangkara, RS. Mitra Medika, Puskesmas se-kabupaten Bondowoso, UPT. Labkesda, IFK dan seluruh staf Dinkes. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.