KAHMI Jatim Ditantang Wujudkan Desa Cerdas

oleh -106 Dilihat
oleh
Prof R. Siti Zuhro (ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Siti Zuhro, saat meresmikan Grha KAHMI Jawa Timur, Minggu Malam (21/07/2018), menyatakan, pihaknya telah mengembangkan program smart village atau desa cerdas.

“Program smart village ini telah diujicobakan di Tangerang dan Kudus dan ini sudah berjalan 2 tahun. Untuk itu saya memberikan tantangan bagi MW KAHMI Jatim untuk terlibat dalam program mewujudkan smart village itu,” kata Mbak Wiwieq.

Mbak Wiwieq, panggilan akrab Siti Zuhro menegaskan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan 2 lembaga, yaitu  Pergerakan Indonesia Maju (PIM) yang didirikan dengan Din Syamsudin selaku Ketua Dewan Nasional PIM dan LIPI.

Siti Zuhro menyatakan, pada tahun pertama pihaknya bekerjasama dengan IPM di Tanggerang dan baru tahun kedua menggandeng LIPI untuk mengaplikasikan konsep Desa Cerdas di Kudus, Jawa Tengah.

“Tapi hak paten tetap ada di saya, karena saya yang melakukan itu. Tapi sekarang, saya ingin itu menjadi model Desa Cerdas ala KAHMI,” katanya.

(Baca Juga : Prof Siti Zuhro: KAHMI Jangan Dicurigai!)

Secara umum, desa cerdas dan berkelanjutan adalah desa inovatif yang menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan cara-cara lainnya untuk mencapai kebahagiaan hidup, meningkatkan kualitas hidup, efisiensi, dan daya saing, sambil memastikan pemenuhan kebutuhan generasi masa kini dan masa depan dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Selain itu, desa cerdas juga menarik bagi warga, pengusaha, dan pekerja, serta menyediakan ruang yang lebih aman dengan layanan yang lebih baik dan lingkungan inovatif yang mendorong solusi kreatif, sehingga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi ketidaksetaraan.

Dalam kaitannya hal ini, Siti Zuhro menilai Jatim memiliki potensi untuk menerapkan konsep “Desa Cerdas” seperti halnya desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi.

Untuk bisa menerapkan konsep “Desa Cerdas” diperlukan empat pilar, yaitu yaitu smart people, smart Environment/living, smart economy, dan smart governance.

Adapun pengertian smart people adalah warga mempunyai kemauan untuk selalu belajar, menerima perbedaan dalam bentuk apapun, kreatif, dan selalu berpartisipasi dalam kegiatan publik, smart living adalah sisi kehidupan masyarakat yang menyediakan fasilitas budaya, infrastruktur kesehatan yang memadai, fasilitas pendidikan lengkap, dan kehidupan sosial yang menyatu.

Smart economy adalah semangat untuk terus berinovasi, mempunyai jiwa kewirausahaan, selalu berusaha produktif dan mempunyai kemampuan untuk berubah dan smart governance adalah birokrasi yang transparan, melayani publik dan tidak menyulitkan masyarakat. Selain itu juga mempunyai strategi dan pandangan politik yang jelas dan bermanfaat bagi khalayak.

“Empat itu kita bangun secara simultan, sudah kita uji cobakan. Ketika kita turun dan berkontribusi jangan berfikir uang dulu, dedikasi kita yang tulus dan ikhlas,” katanya.

Ia mengatakan, untuk membangun desa cerdas tidak harus dengan uang, tapi sinergi yang dimintakan antara pemerintah daerah dengan desa.

“KAHMI harus hadir untuk memberikan satu dorongan, pencerahan dan pencerdasan kepada desa itu. Ini yang bisa dilakukan. Saya melihat nuansa yang bersemangat di KAHMI Jatim,” katanya.

Untuk itu, lanjut dia, dengan adanya Graha KAHMIini, ia berharap bisa difungsikan dengan baik dan gunakan semaksimal mungkin. Ia menyarankan agar dibuat perencanaaan untuk penggunaan graha pada tahun pertama dan selanjutnya.

“Apakah ekonomi kreatif dulu atau berbarengan dengan pendampingan desa.”

Siti Zuhro menegaskan, Indonesia kini telah mengalami proses transformasi yang luar biasa sebagai buah dari Reformasi bangsa.

“Buah reformasi pertama adalah otonomi daerah yang kini telah berjalan dan semakin menemukan bentuk positif dan mengarah ke lini ideal. Tahap berikutnya adalah otonomi desa dengan keberadaan UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang kini telah membuat desa dapat berprakarsa secara sendiri demi terwujudnya Desa Mandiri dan Sejahtera dengan adanya Dana Desa serta Alokasi Dana Desa yang kini telah berlangsung memasuki tahun ke-4,” pungkas Siti Zuhro yang juga terlibat sebagai tim reformasi birokrasi di Indonesia itu.(yrs/ari)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.