Keberhasilan Tutup Lokalisasi Dolly Dipaparkan Risma di Forum International

oleh -33 Dilihat
oleh
Walikota Sebagai keynote speaker dalam international forum of women in Local Government .(ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Walikota Surabaya Tri Rismaharini menjadi keynote speaker pada forum bertajuk ‘International Forum Of Women In Local Government’ yang dihadiri sekitar tiga ribu peserta yang terdiri dari kurang lebih 27 pemimpin perempuan di dunia, politisi, akademisi serta masyarakat dari berbagai kota di Negara Turki dan termasuk Presiden Turkey Recep Tayyip Erdogan.

Pada forum tersebut, selain dirinya menerangkan mengenai keberhasilnya dalam menjalankan program pemberdayaan dan perlindungan terhadap hak-hak atas kaum perempuan, Risma juga membahas mengenai penutupan eks lokalisasi Dolly dan Pahlawan Ekonomi (PE).

“Pada tahun pertama saya sebagai Wali Kota Surabaya 2010 lalu, itu adalah saat yang sulit karena harus menghadapi tantangan besar. Mulai dari banjir, perbaikan lingkungan, infrastruktur, kemiskinan, sampai trafficking,” kata Wali Kota Risma di ATO Congresium, Ankara Turki, Rabu (11/12/2019).

Menurutnya, mencari akar persoalan dari kasus trafficking, yaitu harus menutup tempat prostitusi. Risma menyatakan hampir setiap bulan ia harus bekerja dengan pihak kepolisian dalam upaya memberantas human trafficking yang selalu melibatkan perempuan dan anak di enam tempat prostitusi di Surabaya.

“Di situ saya mengambil keputusan serius dan berisiko menutup semua prostitusi satu per satu. Saya menyadari betapa besarnya dampak buruk terhadap kehidupan orang di sekitarnya, terutama pada anak-anak,” ujarnya.

Pada tahun 2012 mulai dilakukan penutupan terhadap tempat lokalisasi yang dilakukan secara bertahap. Selain itu juga dirinya (Walikota) juga harus memikirkan solusi bagi para warga dari imbas penutupan mulai dari mucikari, PSK, penyanyi karaoke, hingga tukang parkir.

“Saya terus berjalan dengan menyiapkan mereka semua untuk dibekali pelatihan keterampilan dan memulai bisnis baru. Mengalihkan pekerjaan mereka dengan usaha yang baru,” ungkapnya.

Walikota sekaligus Presiden United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific (Aspac) ini memastikan, bahwa sekarang enam lokalisasi tersebut telah berubah. Area yang dahulunya ladang prostitusi, kini disulap menjadi tempat kreatif.

“Sekarang wilayah itu sudah tumbuh menjadi tempat kreatif, di mana banyak bisnis lokal dapat tumbuh. Usahanya macam-macam, ada batik, makanan, dan banyak lagi,” katanya. (nan)