Kekeringan, Warga Batusalang Cermee Konsumsi Air Sungai

oleh -37 Dilihat
oleh
Kekerimgan yang berkepanjangan, membuat warga harus konsumsi air sungai

BONDOWOSO, PETISI.CO – Desa Batusalang Kecamatan Cermee, salah satu desa terpencil di Kecamatan Cermee  yang selalu rutin menerima dampak cuaca panas yang cukup ekstrim.

Akibatnya,  warga sulit mendapatkan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, hingga dengan terpaksa air sungai mereka konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi parah ini terjadi di Dusun Ketoan.

Yang juga memprihatinkan, ratusan hektar lahan yang biasa ditanami jagung, kacang, kedelai dan cabai, kini tak bisa lagi ditanami akibat tanahnya mengalami kekeringan.Padahal ladang tersebut merupakan salah satu mata pencarian warga setempat.

Kesulitan air untuk lahan kebun dan pertanian di Batusalang dan sekitarnya ini dialami warga hingga saat ini,  berimbas kepada kebutuhan ekonomi warga yang dirasakan dirasakan sulit.

Ardiono, warga Batu Salang mengatakan,  dirinya dan warga kini hanya bisa pasrah, karena penghasilan utama mereka kini sudah mati.  Tidak sedikit warga, terpaksa menjual ternak maupun barang untuk dibelikan kebutuhan perharinya.

“Sementara saya sendiri mengandalkan hasil penjualan bensin eceren yang hasilnya tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi tolong agar kami dikirimkan bantuan air bersih,” keluhnya.

Kaur Perencanaan Desa Batusalang A. Rifai ketika ditemui di rumahnya,  diminta tanggapannya menjelaskan, kondisi ini sudah dimusyawarahkan bersama BPD, Kepala Desa, perangkat desa untuk mencari jalan keluarnya.

“Namun rencana kami gagal karena terbentur dana,  kami berencana mengajukan proposal kepada pemerintah pusat untuk membangunkan saluran irigasi,” ujarnya.

“Dari salah satu aliran sungai yang diketahuinya,  memiliki debit air yang cukup untuk disalurkan kepada dua desa,  dimana posisi air tersebut masih masuk di wilayah Desa Solor di Kecamatan Cermee,” terangnya.

Kepala Desa Batusalang Pandi, dalam keterangannya mengatakan, jika air bersih mengalami kesulitan, akibatnya, ladang pertanian serta kebun warga tak bisa tersalur air.

“Kondisi paceklik yang berkepanjangan ini tidak hanya setiap musim tertentu, bahkan setiap haripun kami mengalami paceklik akibat krisis air,” terangnya.(cip)