Dalam sambutannya, Sigit menuturkan komunitasnya adalah gerakan independen yang memberikan edukasi kepada masyarakat terkait betapa pentingnya mengenakan masker di masa adaptasi kebiasaan baru.
Sigit mengungkapkan masker adalah senjata untuk memerangi penyebaran virus Covid-19. “Masker adalah pelindung kita semua karena Covid-19 belum ada obatnya, selain mengenakan masker kita juga harus menerapkan protokol kesehatan lainnya seperti menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer,” ungkap Sigit.
Selain itu, Sigit juga menekankan pentingnya penggunaan masker bagi wisatawan dan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai upaya mengembalikan kepercayaan wisatawan. “Dengan mengenakan masker dan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin kita bisa membangkitkan kepercayaan wisatawan bahwa Indonesia adalah negara yang bersih dan aman dari Covid-19,” ujarnya.
Senada dengan Sigit, Grace Hananta juga mengajak masyarakat di ketiga destinasi wisata untuk selalu mengenakan masker yang baik dan benar. Ia juga mengajarkan kiat mengenakan masker yang baik dan benar sambil bernyanyi.
“Sebelum memakai masker, kita cuci tangan dulu pakai sabun. Lalu ambil masker sambil kita cek apakah masker kita bersih atau tidak. Kalau bersih, baru kita pakai masker dengan menutup hidung, mulut, dan dagu,” ujar Grace.
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, Sinarto; Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas; dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuarto Bramuda.
Sinarto mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pelaksanaan Gerakan BISA dan Gerakan Pakai Masker di wilayah Jawa Timur. “Terima kasih kepada Kemenparekraf yang sudah melaksanakan Gerakan Bisa dan Gerakan Pakai Masker di Jawa Timur. Amanah untuk melanjutkan kegiatan ini insya Allah akan kami jalankan,” ungkap Sinarto.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menekankan bagaimana pentingnya menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE di setiap destinasi wisata di wilayahnya.
“Dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan kita bisa menjadikan destinasi wisata menjadi tempat yang bersih. Hal ini tentu akan menarik wisatawan untuk datang ke destinasi wisata dan membangkitkan kembali perekonomian masyarakat terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” tutur Anas.
Selain peluncuran Gerakan BISA dan Gerakan Pakai Masker, acara ini juga diisi dengan suguhan tarian tradisional khas Banyuwangi dan penyerahan alat-alat kebersihan serta sarana yang dibutuhkan untuk menjalankan Gerakan BISA oleh Kemenparekraf/Baparekraf kepada Kelompok Sadar Wisata yang mengelola ketiga destinasi wisata. Di antaranya alat pendukung kebersihan, kesehatan, dan keamanan, fasilitas kebersihan seperti wastafel dan tempat sampah, thermogun, P3K dan disinfektan. (guh)