Layak Jadi Kawasan Industri Percontohan Nasional
KENDAL, PETISI.CO – Kendal memiliki potensi sebagai daerah percontohan kawasan industri nasional, dengan alasan, selain tersedia Kawasan Industri Kendal, juga sudah ada pabrik baja dan industri pariwisata yang cukup besar potensinya.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Dr Taufiek Bawazir.
Menurut Taufiek Bawazir, selama ini Kendal sudah melebihi 30 persen kontribusi sektor industrinya terhadap pendapatan daerah, hal ini merupakan indikator capaian keberhasilan suatu daerah dari perspektif perindustrian.
Pernyataan tersebut disampaikan Taufiek Bawazir dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Ruang Abdi Praja, Pemkab Kendal, Kamis (10/6/2021). FGD dipandu Direktur PT Terryham Proplas Indonesia (Produsen Kends UPVC), Syamsunar.
Ikut hadir dalam acara tersebut, Direktur Industri Kimia Hilir & Farmasi Ditjen IKFT Kemenperin Muhammad Taufik, Bupati Kendal Dico M Ganinduto, Ketua DPRD Kendal Muhammad Makmun, Dandim Kendal Letkol Inf Iman Widhiarto, kalangan akademisi dari Undip, Unissula dan Universitas Mataram, Lombok, puluhan pelaku industri serta UMKM di Kendal.
Menurut Taufiek Bawazir, kelebihan Kendal sudah terbaca sejak jaman penjajahan Belanda, terbukti dengan berdirinya Pabrik Gula Cepiring. Ini, lanjutnya, menandakan bahwa Kendal sangat prospektif di bidang perindustrian.
“Kami akan kawal sebagai perwakilan state atau negara untuk ikut membesarkan Kendal di bidang perindustrian. Ini tugas kami turun tangan membantu pengembangan industrinya. Kami tegaskan agar industri di Kendal memiliki multiplayer effeck. Saling take and give dengan memanfaatkan secara maksimal informasi teknologi yang ada,” tandasnya sambil menjelaskan kalau untuk mengejar kepiawaian berteknologi informasi, masing-masing bisa mempelajari dari rumah dengan menggunakan teknologi handphone atau lainnya yang tentunya sudah dimiliki.
Sementara, Bupati Kendal Dico Ganinduto mengatakan, sudah banyak industri yang berdiri di wilayahnya, termasuk pabrik baja di Patebon. Kemudian ada Kawasan Industri Kendal (KIK) yang memiliki luas sekitar seribu hektar.
Melihat potensi yang terkandung di dalamnya, ke depan Bupati akan meluaskan kawasan tersebut untuk menampung lalu lintas industri yang melintasi dan berproduksi di kawasan tersebut.
“Ini kami lakukan karena melihat prospek yang sangat bagus untuk mengembangkan perindustrian. Apalagi sudah ada puluhan negara yang siap berinvestasi seperti Vietnam, Jepang, China, Malaysia, Singapura, Korea, Philipina, dan lain-lain, dan tentunya Indonesia,” kata Bupati termuda Jateng yang akrab dipanggil Dico.
Sedangkan perwakilan akademisi dari Universitas Mataram Dr Chairil mengatakan, kemajuan industri sangat erat hubungannya dengan kemampuan masyarakat pelaku ekonomi dalam memanfaatkan informasi teknologi.
Kalau salah satu indikator kementerian perindustrian tentang kemajuan industri harus berbasis informasi teknologi, dirinya berharap agar sosialisasi tentang penggunaan sistem informasi berbasis teknologi, juga menjadi fokus utama kementerian atau pihak terkait.
“Karena realitasnya di daerah kami sendiri masih banyak masyarakat pelaku ekonomi yang belum maksimal memanfaatkan informasi teknologi sebagaimana dikehendaki kementerian perindustrian,” katanya. (kip/mim)