Kepala MAN 2 Tuban Bantah Isu Pengeluaran 3 Siswanya, Begini Faktanya

oleh -450 Dilihat
oleh
Kepala Sekolah MAN 2 Tuban, Tasmo

Tuban, petisi.co  – Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Tasmo, angkat bicara mengenai isu yang menyebutkan tiga siswa dikeluarkan dari sekolah menjelang ujian kelulusan. Dalam klarifikasinya, Tasmo dengan tegas membantah bahwa pihak sekolah telah mengambil keputusan tersebut.

“Tidak ada surat resmi pengeluaran siswa yang dikeluarkan oleh madrasah, dan saya pastikan tidak ada kasus perundungan di lingkungan sekolah kami,” ungkap Tasmo pada Rabu (22/1/2025).

Menurutnya, permasalahan yang menyangkut ketiga siswa ini telah diselesaikan sesuai prosedur dan aturan yang berlaku. Sekolah juga telah melakukan berbagai upaya untuk membantu siswa, mulai dari pendekatan secara humanis, pemanggilan orang tua, hingga kunjungan ke rumah (home visit).

Salah satu kasus yang mencuat adalah seorang siswa yang dikabarkan dikeluarkan karena menunggak pembayaran SPP. Tasmo menjelaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar. Masalah yang terjadi sebenarnya lebih berkaitan dengan absensi dan kedisiplinan siswa yang bersangkutan.

“Siswa ini sudah memiliki riwayat pelanggaran disiplin sejak kelas X. Ia sering tidak hadir di sekolah tanpa keterangan yang jelas. Kami sudah melakukan banyak pendekatan, termasuk memanggil orang tuanya ke sekolah. Namun, kendala internal keluarga dan ekonomi turut memengaruhi kehadirannya,” jelasnya.

Tasmo menegaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah menjadikan tunggakan SPP sebagai alasan untuk mengeluarkan siswa. Sebaliknya, ia mengaku pihak sekolah terus berusaha membantu siswa tersebut agar dapat tetap melanjutkan pendidikan.

Selain itu, dua siswi juga menjadi sorotan setelah dikabarkan terlibat dalam kasus penyebaran foto dan video tidak pantas yang beredar luas di media sosial.

Tasmo menjelaskan bahwa kasus ini berujung pada keputusan siswi-siswi tersebut untuk mengundurkan diri, bukan dikeluarkan oleh pihak sekolah.

“Setelah kasus itu mencuat, kedua siswi tersebut tidak lagi masuk sekolah. Kami sudah mencoba memanggil orang tua mereka untuk menyelesaikan masalah ini, namun akhirnya mereka memutuskan untuk mengundurkan diri. Informasi yang kami terima, saat ini salah satu siswi sedang merencanakan pernikahan,” paparnya.

Tasmo menegaskan, MAN 2 Tuban tidak pernah memberikan sanksi berupa pengeluaran terhadap kedua siswi tersebut.

“Keputusan untuk berhenti sekolah adalah pilihan mereka sendiri. Kami hanya memastikan bahwa masalah ini ditangani dengan baik agar tidak memengaruhi siswa lain,” tambahnya.

Pihak sekolah selalu mengutamakan pendekatan humanis dalam menangani setiap masalah siswa. Ia memastikan bahwa berbagai persoalan, termasuk pelanggaran disiplin dan masalah pribadi siswa, diselesaikan dengan mempertimbangkan kepentingan siswa dan keluarga.

“Untuk siswa asal Kecamatan Soko, misalnya, kami sudah melakukan home visit dan berdiskusi langsung dengan orang tuanya. Kami memahami bahwa ada masalah internal keluarga yang cukup berat, sehingga berdampak pada kehadiran siswa tersebut di sekolah,” katanya.

Tasmo menutup keterangannya dengan menegaskan bahwa MAN 2 Tuban tidak pernah mengeluarkan ketiga siswa tersebut. Semua masalah yang terjadi, baik tunggakan SPP, pelanggaran disiplin, maupun kasus lainnya, telah diselesaikan dengan prinsip kemanusiaan dan aturan yang berlaku.

“Kami tidak pernah mengeluarkan siswa tanpa dasar yang jelas. Apalagi menjelang ujian kelulusan, kami selalu berupaya agar siswa dapat menyelesaikan pendidikan mereka dengan baik,” pungkasnya.

Isu ini menjadi pengingat bahwa penting bagi semua pihak untuk memahami konteks sebelum menyimpulkan sesuatu. Kepala MAN 2 Tuban berharap klarifikasi ini dapat meluruskan informasi yang beredar di masyarakat. (ric)