Kesuksesan Pendidikan Anak Bangsa Tergantung Peran Keluarga

oleh -44 Dilihat
oleh
Sekretaris Dinas Dikbud Bondowoso, Putut Rojatmiko bersama Dewan Pendidikan Bondowoso saat memberikan keterangan pada tokoh masyarakat yang hadir

BONDOWOSO, PETISI.CO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso, Jawa Timur, membentuk tiga pilar penyangga pendidikan, dengan mengambil tema ‘ Focus Group Discussion (FGD)’ di aula Ki Hajar Dewantoro.  Adapun tiga pilar penyangga pendidikan dimaksud diantaranya, ada kepala sekolah, komite sekolah, dan perwakilan tokoh masyarakat. Tujuannya, untuk membangun kesadaran kolektif dalam dunia pendidikan.

Sekretaris Dinas Dikbud Bondowoso, Putut Rijatmiko, mengemukakan bahwa pelibatan komite sekolah, keluarga murid atau orang tua (Ortu) dan tokoh masyarakat (Tomas), pada satuan pendidikan ini, dalam rangka membangun sinergitas demi peningkatan kualitas pendidikan di Bondowoso, maka dari itu, peran pendidikan keluarga dalam memotivasi dan mengembangkan karakter serta potensi anak itu sangat penting.

“Kunci kesuksesan pendidikan anak bangsa, pada dasarnya tergantung perannya keluarga,” ujarnya.

Disamping itu, Sekretaris dinas tersebut, mengaku bahwa kebanyakan masyarakat saat ini, perannya ortu pada anak didik sangat minim sekali. “Padahal, keluarga yang optimal adalah memberikan pendidikan berkarakter secara berkembang pada anak-anaknya,” katanya sambil menambahkan, apalagi saat dilihat kesibukan orang tua, sehingga lupa memberikan perhatian pada anaknya.

“Harapan kami terhadap orang tua anak, sesibuk apapun, jangan lupa untuk perhatian pada anak-anaknya,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Saihan, selaku sekretaris Dewan Pendidikan Bondowoso, yang sekaligus ketua panitia kegiatan, menyebutkan, bahwa peran keluarga sangat penting, terutama dalam upaya menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berkualitas.

“Peran keluarga merupakan peran sentral yang tak tergantikan”sebutnya.

Dia juga berharap, FGD kali ini, bisa melahirkan formula sakti. “Bagaimana strategi cerdas mengoptimalkan peran keluarga, dalam mendukung kualitas pendidikan di Bondowoso untuk Indonesia,” harapnya.

Mengingat saja, pendidikan bermutu adalah harga mati tanpa kompromi karena ia merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM), yang diperlukan untuk mendukung kelangsungan pembangunan dan kehidupan bangsa. Sebaliknya, pendidikan tidak bermutu adalah awal dari keharcuran sebuah bangsa. Oleh karena itu, siapapun diantara kita, terutama stakeholder pendidikan yang tidak mendukung pendidikan bermutu di negeri ini, berarti ia adalah bagian atau memiliki kontribusi dalam merusak bangsa ini. (latif)