Keterbatasan Fisik tak Jadi Penghalang bagi Pasutri asal Manggisan Tanggul

oleh -51 Dilihat
oleh
Firdaus alias Wai (47) warga Dusun Krajan Desa Manggisan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember

JEMBER, PETISI.CO – Pasangan suami istri (Pasutri)  penyadang cacat fisik (difabel ), Firdaus alias Wai (47) dan Heni (40), warga Dusun Krajan Desa Manggisan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember, adalah contoh bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi kita untuk berusaha dengan biaya sendiri, tanpa harus meminta minta bantuan.

Dengan alat dan biaya produksi yang minim, mereka membuka usaha mandiri sablon. Mulai dari menyablon plastik, kardos, hingga menyablon karung. Harga yang dipathok Pasutri Difabel ini perbiji seharga Rp 35 per satu warna. Warga sekitar mengakui, keduanya mempunyai kelebihan lain, dari warga desa lainnya.

“Tak ada kata menyerah bagi kita, meski dengan keterbatasan yang kita miliki, kita harus tetap berusaha dan berjuang untuk hidup, kita harus tegar demi keluarga dan anak,” ungkap Firdaus yang akrab disapa dengan panggilan Wai, oleh warga sekitar kepada media ini, Selasa (5/9/2017) di rumahnya.

Meski keduanya  sama-sama mempunyai keterbatasan fisik, Pasutri ini dikenal sebagai pahlawan bagi keluarganya. Dengan hasil menyablonnya, mereka menghidupi keluarganya dan sukses mengantar kedua anaknya hingga sekolah menengah tingkat atas (SMA).

“Alhamdulillah dengan usaha ini (sablon) hasilnya cukup untuk menghidupi keluarga, dan menyekolahkan kedua anak kami. Anak pertama sudah bekerja di Bali setelah lulus SMA, untuk yang kedua masih kelas 3 SMA,” ungkap Wai.(yud)