SURABAYA, PETISI.CO – Seluruh Puskesmas di Kota Surabaya telah mempunyai klinik berhenti merokok sejak didirikan pada akhir tahun 2017 sebagai bentuk upaya memfasilitasi warga yang hendak berhenti dari kebiasaan merokok.
Klinik berhenti merokok sendiri menggunakan teknik hipnoterapi atau SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) yang dipandu oleh seorang psikolog, hal ini disampaikan langsung Kepala Dinas Kesehatan, Kota Surabaya, Febria Rachmanita, Rabu (4/12/2019).
“Dengan terapi SEFT agar berhenti merokok, ada titik-titik dari bagian tubuh yang dipijit,” ucapnya.
Febria mengatakan, sudah cukup banyak warga yang memanfaatkan terapi tersebut untuk berhenti dari kebiasaan merokok. Hasilnya sejumlah perokok berhasil berhenti total setelah mengikuti terapi tersebut.
“Memang ada yang sampai berhenti tidak merokok lagi,” katanya.
Dalam Perda No. 5 Tahun 2008 mengenai Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Merokok (KTM), saat ini telah direvisi menjadi Perda No. 2 Tahun 2019 mengenai Kawasan Tanpa Rokok sebagai bentuk perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dari bahaya rokok, di samping peraturan tersebut, Dinkes juga menyediakan juga menyediakan solusi yang tepat dengan membuka klinik berhenti merokok.
Menurut penuturannya, memang dalam upaya berhenti merokok membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan dibutuhkan kemauan yang kuat juga untuk merealisasikannya.
“Karena berkaitan dengan psikologis, kalau tidak berhasil itu berarti kemauannya tidak begitu kuat,” tuturnya.
Menurut Febria dorongan merokok bisa saja muncul karena si perokok sendiri ingin mencari cara untuk menghilangkan stres, namun perlu diingat merokok memiliki banyak sekali dampak negatif yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya seperi paru-paru, jantung, dan stroke.
“Untuk berhenti merokok, selain warga datang ke puskesmas, petugas juga bisa berkunjung ke kantor, jika ada permintaan,” pungkasnya. (nan)
