SURABAYA, PETISI.CO – Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), Kamis (19/12/2019). Kunker Komisi IV DPR RI yang dipimpin Hasan Aminudin tersebut untuk sinkronisasi dalam rangka percepatan jawaban aspirasi rakyat.
“Banyak keluhan tentang isu pertanian dan maritim di Jatim, dimana mayoritas rakyatnya adalah petani dan nelayan. Sebagaimana yang saya lontarkan sebuah komitmen saya di Jatim untuk bersama-sama menjawab keluhan itu, agar rakyat bisa tersenyum,” kata Hasan Aminudi kepada wartawan.
Rombongan Komisi IV DPR RI diterima Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Emil Elestianto Dardak di Kantor Gubernur Jatim. Selain Wagub, hadir dalam pertemuan dengan rombongan Komisi IV DPR RI, yaitu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo dan Kepala Dinas Peternakan Jatim Wemmi Niamawati.
Menurut Hasan, untuk mempercepat keinginan rakyat, maka harus ada solusi yang dibuat. Solusinya adalah sebuah kebijakan yang diusung bersama-sama APBD Kabupaten/Kota, Provinsi dan APBN yang dibawa anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jatim.
Keluhan yang disampaikan rakyat Jatim, yakni banyaknya komunitas perkebunan dan kelautan yang dieskpor. Ini sebagai jawaban isu yang tidak nyaman Indonesia yang selalu disampaikan pengamat yang tidak paham, bahwa Indonesia identik dengan negara pengimpor.
“Padahal, kita sering melakukan ekspor, namun tak terdengar pendudukan dari Sabang sampai Merauke. Kemarin, saya mewakili rakyat di Jatim dengan anggota Komisi IV melakukan pelepasan ekspor kopi sarang burung ke Taiwan, Amerika dan Eropa,” ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini memberi contoh kalau ingin mensejahterakan rakyat dari sisi peternakan. Maka, perlu dibuatkan kandang kolektif. Kalau APBD buat kandang dan sapinya. Kandang disiapkan oleh Pemprov Jatim. Sedangkan, kebutuhan sapinya disiapkan oleh Bupati.
“Nah, untuk pelatihan agar peternak profesional, karena rakyat petani dan peternak itu tradisional, SDM kurang, maka APBN akan mensupport untuk penyempurnaan dari kekurangan tersebu,” jelasnya.
Kalau di Probolinggo, lanjutnya, Nesle ini pembeli susu sapi. Secara geografis, Probolinggo cocok untuk memproduksi susu sapi. Masyarakatnya juga punya hobi beternak dan sudah ada peternakan sapi perah. Hanya saja, mereka kekurangan modal. Disana ada KUR dan sebagainya. “Ini butuh kebersaman,” tandasnya.
Wagub Jatim, Emil Dardak menyabut baik kedatangan para delegsi ke Jatim. Harapannya, BUMN-BUMN ada pendekatan berbeda untuk mengatasi masalah. Seperti misalnya kenapa Bulog kemarin ada situasi di mana stok mereka malah katanya sampai kurang prima kondisinya sampai harus dimusnahkan.
“Ini yang harus digali. Karena itu, diskusi ini akan berlanjut. Nanti diskusi dengan dinas terkait. Komisi IV, Bulog, Perhutani, pupuk dan lain-lain. Ini kesempatan Jatim bisa bersinergi dengan mereka,” ujarnya.(bm)