LAMONGAN, PETISI.CO – Tidak ingin jumlah penderita Covid-19 di Kabupaten Lamongan terus bertambah, personel TNI AD dari Koramil 0812/01 Kota Lamongan terjun langsung Jumat dini hari (24/4/20) guna memantau dan mengamankan kepulangan 44 TKI asal negeri jiran Malaysia.
Menurut Danramil 0812/01 Kota Lamongan, Kapten Inf. Taruji, kedatangan TKI asal Malaysia kali ini rata rata domisili dari Lamongan utara. “Seperti Kecamatan Laren, Sekaran, Brondong, Solokuro, dan Paciran,” ungkapnya.

Jadi kali ini kita membantu tim gugus tugas, guna memantau dan mengamankan proses pemeriksaan kesehatan para TKI yang pulang ke kampung halaman. Antisipasi saja jangan sampai jumlah penderita Covid-19 terus bertambah.
Untuk giat kali ini kita menerjunkan 4 personel Koramil 0812/01 Kota Lamongan yakni Sertu Sumaryadi, Sertu Priyanto, Serda Efendi dan 1 intel, meski pukul 00.30 WIB dini hari (24/4/20) kita siap dan sigap kapanpun dibutuhkan.
Alhamdulillah dari keseluruhan pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan, saudara kita dari Malaysia dinyatakan negatif Covid-19 atas pemeriksaan rapid test di terminal bandara Juanda dan pemeriksaan suhu tubuh oleh dinas kesehatan Lamongan.
Meski ada sedikit insiden penurunan lokasi yang salah, karena ketidaktahuan sopir bus alamat kantor Dinas Kesehatan, yang akhirnya satu rombongan bus diturunkan di alun alun kota.
Harusnya semua turun di Kantor Dinas Kesehatan, tapi sejauh ini tidak menimbulkan masalah. Sampai proses pemulangan para TKI seluruhnya meninggalkan Alun alun Kota Lamongan kita tetap mengamankan.
Karena ini adalah wujud kehadiran TNI untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19 di Kab. Lamongan khususnya wilayah Kec. Kota sendiri,” tambahnya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Lamongan, Dr. Bambang S menuturkan, dari hasil pemeriksaan seluruh TKI yang datang 44 orang, tidak ditemukan satupun yang mendekati ciri ciri Covid-19 atau kita sebut non reaktif.
Namun kita tetap membekali mereka surat taat isolasi mandiri selama 14 hari ke depan, untuk ditunjukkan pada Kepala Desa agar bisa diterima oleh masyarakat.
“Sifat dari surat tersebut untuk mengantisipasi, ketika dalam 14 hari isolasi mandiri ada gejala-gejala yang mendekati ke Covid-19, maka pemerintah desa sudah siap. Tapi mudah-mudahan saja tidak ada,” harapnya. (ak)