Kritikan Ketua Dewan Dianggap Bikin Kegaduhan Birokrasi

oleh -108 Dilihat
oleh
Yulianto, salah satu relawan dari Paslon SABAR

BONDOWOSO, PETISI.CO – Pernyataan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bondowoso, Tohari,  kepada sejumlah awak media, bikin gaduh dalam situasi ini. Prinsipnya, mengkritisi birokrasi sah-sah saja. Namun pernyataan dari Ketua DPRD Bondowoso tersebut, dianggap mengganggu integritas person atau birokrasi di pemerintahan saat ini. Dan itu tidak elegan apalagi beropini tanpa didasari indikator yang jelas, perihal ketidakkondusifnya birokrasi.

Hal ini dicetuskan sejumlah relawan Salwa-Irwan Bachtiar (SABAR) yang memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kemarin. Menurutnya, siapapun yang mencoba mengganggu integritas birokrasi, setidaknya harus siap berhadapan dengan relawan.

“Karena pemerintahan sekarang ini adalah bagian dari kekuasaan bupati dan wakil bupati yang didukung para relawan SABAR,” ungkapnya, Sabtu (/11/2018).

Lebih lanjut mereka mengatakan, ketua dewan beropini dan wacana itu, tidak patut dilakukan, mengingat eksekutif merupakan mitra kerjanya. “Pernyataan dari ketua dewan itu, tidak etis bikin suasana gaduh. Apalagi dia mantan tim sukses (timses) pasangan calon (Paslon) yang kalah di Pilkada kemarin,” katanya sambil mengimbuhkan, bila dia bikin gaduh dan bikin suasana tidak kondusif akan berhadapan dengan relawan SABAR.

“Pilkada sudah selesai, jangan bikin suasana yang tidak kondusif. Ayo bekerja, demi masyarakat Bondowoso ke depannya lebih baik,” imbuhnya.

Diketahui, Ketua DPRD Bondowoso, dari Politisi PKB ini mengaku sangat prihatin melihat situasi dan kondisi Pemkab Bondowoso saat ini. Sebab, ia melihat tidak ada kekompakan antar satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan OPD lainnya.

Plt Sekda yang seharusnya mampu membangun birokrasi yang sejuk dan penuh harmonisasi tak berdaya, bahkan cenderung menjadi bagian tak terpisahkan dari karut-marutnya birokrasi.

Selain itu, Tohari menjelaskan, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada pimpinan. Memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, serta selalu menjaga kondusifitas birokrasi adalah cerminan ASN yang baik.

Tetapi katanya, tidak melihat semua itu saat ini. Ia melihat sebagian dari mereka malah berebut pengaruh pimpinan. Seharusnya, mereka berebut bekerja nyata, menunjukkan kinerja yang baik dalam setiap pekerjaannya.

Bahkan kalau perlu terus menerus memberikan inovasi demi terwujudnya pemerintahan sebagaimana yang selama ini menjadi visi dan misi Bupati, bukan saling berebut pengaruh dengan cara-cara yang tidak baik, mampu menerjemahkan dan mengeksekusi kebijakan pimpinan.

Tak hanya itu  saja yang dikatakan Tohari,  bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Pemerintah daerah dalam penyusunan rencana kegiatan apapun yang diantaranya adalah rancangan peraturan daerah (Raperda), Peraturan Bupati (Perbub), anggaran dan lainnya harus terkoordinasi dengan baik.

Sekda harus jeli dan mampu membaca setiap gerakan dan pelaksanaan kegiatan dibirokrasi. Saat ini sudah tidak lagi ada istilah tim sukses atau tim Sabar yang kemarin menjadi pemenang dalam Pilkada. Saat ini adalah melaksanakan tugas sebagai abdi negara tanpa harus ada perbedaan.  ASN adalah mengabdi kepada negara untuk melayani semua.

Karena sudah tidak dikenal lagi istilah tim sukses atau tim Sabar, maka saat ini yang dikenal adalah tim pemerintah daerah, dalam hal ini tim Pemda.

Dalam melaksanakan tugasnya, adalah menjadi hal yang lumrah dan menjadi sebuah keniscayaan apabila nanti mereka selalu meminta masukan pihak luar, seperti meminta pertimbangan pada tokoh akademisi dan lainnya, termasuk pada tim di Pilkada itu.(latif)

No More Posts Available.

No more pages to load.