SIDOARJO, PETISI.CO – Pengerjaan proyek plengsengan di saluran pembuang afvour Kemambang di Desa Entalsewu, Buduran dipertanyakan.
Itulah proyek penunjukan langsung (PL) sebesar Rp200 juta yang digelar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo.
Pantauan Petisi.co di lokasi, kini proyek plengsengan tersebut dalam tahap pelaksanaan. Namun, saat mengerjakan pasangan untuk pondasi, kondisi galian terlihat ada genangan dan tidak dikeringkan.
Selain itu, campuran semen dan pasir yang diperuntukkan sebagai perekat, tampak tidak diaduk menggunakan alat berupa molen, tapi dikerjakan secara manual.
Terlebih lagi, tak ada pemasangan tiang pancang minipile, padahal jarak kedalaman antara bibir dengan dasar sungai lebih dari satu meter.
Bila demikian, dalam hitungan bulan, karena derasnya arus sungai dan adanya dorongan yang kuat, dipastikan plengsengan akan mengalami keretakan, akhirnya berakibat ambrol.
Perlu diketahui, tak jauh dari proyek tersebut, persisnya plengsengan sebelah timur di sisi bagian utara dalam keadaan ambrol, namun hingga kini belum juga diperbaiki.
Menyoal pengerjaan proyek plengsengan itu, LSM PARI Jakarta Korwil Jatim, Hadi Martono mengemukakan, pengerjaan pasangan untuk pondasi, seharusnya galian dalam kondisi tak ada genangan.
“Pengerjaan pondasi bawah air, harus dikisdam dan dikeringkan airnya, agar hasil pekerjaan sesuai yg diharapkan. Bila tidak, bakal terdegradasi yang berdampak pada kualitas dan umur bangunan, “tandas pria berkacamata dan bertubuh tinggi besar ini pada Petisi.co, Kamis (8/11/2018). (wachid)
