Lampaui Keterbatasan, ODE dengan Keterampilan Membatik

oleh -54 Dilihat
oleh
Dita ketika memberikan workshop membatik kepada 60 orang Karang Taruna Kelurahan Balearjosari di Balai Kelurahan Balearjosari.

BATU, PETISI.CO – Keterbatasan itu seperti ketakutan, namun seringkali itu hanyalah sebuah ilusi. Seperti halnya, Dita Septiningrum Royani, gadis berumur 26 tahun asal kecamatan Belimbing Kota Malang yang merupakan Orang Dengan Epilepsi (ODE) mampu melampaui keterbatasannya dengan menjadi pegiat Batik, Senin (21/02/2022).

Secara medis, ODE yang sering terkena serangan akan berakibat pada penurunan kemampuan otak dalam berpikir dan mengingat.

Dita dan karya batiknya

Namun, hal ini dipatahkan oleh Dita Septiningrum Royani, anak pasangan Alm. Budhi – Tita bisa membuktikan selain dia memiliki skill dalam Matematika, dia juga mahir dalam membatik, mengingat pengerjaan batik membutuhkan daya berpikir dan teliti yang kuat.

Ketika ditemui di Hotel Paradise Kota Batu, Lulusan S1 Industri Media Komunikasi, STT Malang tersebut menyampaikan bagaimana pada akhirnya ia menekuni Batik karena mengingat keterbatasannya yang membuatnya harus menghindari kegiatan fisik yang masif dan juga pekerjaan dengan banyak tekanan seperti kerja di kantoran pada umumnya.

“Setelah lulus S1 melihat teman-teman sudah kerja tapi saya belum, akhirnya berunding dengan keluarga cari yang realistis saja. Saya rasa dengan membatik jam kerja flexible karena usaha sendiri. Saat saya menggambar dan mencanting itu buat jadi tenang dan nafas stabil, karena ODE oksigen yang ada di otak harus stabil,” tutur perempuan yang hobi bernyanyi itu.

Secara psikologis, ODE sering mengalami kecemasan, depresi, penurunan harga diri serta kepercayaan diri membuat sulit bagi ODE untuk mengenali potensi diri.

Namun berbeda dengan Dita, seakan dia menjalani hidup tanpa batasan, hal mustahil akan menjadi mungkin bagi mereka yang penuh keyakinan. Dia adalah mahasiswi yang memiliki banyak potensi, selama masa kuliahnya dia mampu menorehkan prestasi sebagai Juara Harapan 3 News Presenter se-Jatim dan Juara 2 Nes Presenter se-Malang Raya.

Dita yang saat ini sebagai owner Batik BucheRoy tersebut menjelaskan bagaimana dia menumbuhkan kepercayaan dirinya juga didukung oleh lingkungan dan orang tua yang supportif.

“Kepercayaan diriku sebenarnya tumbuh dari lingkungan keluarga, cara mendidikku tidak dibedakan, mereka membebaskan saya belajar di banyak bidang dan mengikuti berbagai kegiatan. Jadi itu wujud aktualisasi diri, akhirnya ini yang membuatku merasa setara dengan teman lainnya, bedanya hanya saat aku “kambuh”,” pungkas perempuan kelahiran Malang, 20 September 1995 itu.

Jika ditinjau secara sosial, banyak persepsi negatif bahwa epilepsi itu menular, sehingga membuat masyarakat umum takut atau tidak mau bergaul dengan ODE. Inilah yang mendasari ODE adalah seorang introvert dan susah bergaul.

Namun berbeda dengan Dita, ia dikenal aktif berorganisasi dan berkegiatan sosial. Bahkan saat ini, dia menjabat sebagai District Rotaract Representative (DRR) D3420 Indonesia. Dita juga sering mengadakan workshop membatik bagi kalangan umum.

Dita yang sempat menggaet penghargaan sebagai Duta Muda Inspiratif Rotary tahun 2020 lalu karena kisah inspiratifnya itu mengungkapkkan bahwa kekurangan tak akan menyurutkan kepercayaan dirinya, tak harus bekerja rapi dengan seragam di kantor untuk mendapatkan penghasilan.

“Saya bangga karena batik yang saya produksi pernah dibeli oleh orang luar negeri, saya jadi semakin percaya diri ternyata bisa menghasilkan uang seperti yang lain meski tidak “berseragam”. Tuhan maha adil, dibalik ujian tetap akan ada rejeki, rejeki tidak akan tertukar. Harapan saya untuk semua orang dengan epilepsi jangan minder, jangan lihat keatas, perlu lihat kebawah, masih banyak yang di bawah kita,” tutup anak pertama dari 2 bersaudara itu. (uni/eka)

No More Posts Available.

No more pages to load.