Lepas Balon Udara, Tradisi Warga Desa Jember Selatan Rayakan Lebaran Ketupat

oleh -102 Dilihat
oleh
Persiapan balon udara dilepas warga.

JEMBER, PETISI.CO – Sudah menjadi kebiasaan warga desa di daerah Jember bagian selatan, seperti Ambulu dan Wuluhan, setiap hari ke 7 Hari Raya Idul Fitri atau umat muslim menyebutnya dengan hari raya ketupat, merayakannya dengan menerbangkan balon udara yang ukurannya sangat besar.

Seperti yang terjadi di Desa Tamansari Wuluhan, Minggu (2/7/2017), beberapa warga desa menerbangkan balon udaranya. Menurut Anwar (34), warga setempat mengatakan, bahwa ini sudah tradisi dari warga secara turun temurun.

“Seperti ini (melepas balon udara) sudah menjadi tradisi di sini, biasanya usai sholat Idul Fitri atau menyambut Lebaran Ketupat seperti hari ini,” ungkapnya.

Sepertinya tradisi tersebut sudah mendarah daging ataupun menjadi kewajiban bagi warga desa di Jember bagian selatan. Terkesan kurang lengkap jika pada Idul Fitri atau hari raya ketupat kalau tidak menerbangkan balon udara.

Hingga warga desa yang sudah berada diluar kota karena ikut suami atau ikut istri, ketika saat tradisi lepas balon udara, mereka menyempatkan diri untuk pulang ke kampung.

Seperti Diah (35) warga Ambulu, yang kini menjadi warga Kecamatan Kaliwates karena ikut suami, mengaku meski sebentar dia menyempatkan dirinya pulang ke kampung untuk menyaksikan tradisi lepas balon udara.

“Saya bersama keluarga merayakan lebaran di Ambulu, hanya untuk bisa melihat langsung momen tradisi yang sudah sejak nenek moyang ini, ya mungkin tradisi ini lebih baik dari pada merayakan hari raya dengan petasan, bahaya,” komentarnya.

Tak ayal kegiatan itu menjadi perhatian warga dan tontonan warga. Bukan hanya warga sekitar juga warga lain wilayah yang sedang melintas.

Seorang pengendara motor, Candra (32) yang mengaku asal Kecamatan Balung, memberhentikan motor hanya karena untuk melihat tradisi tersebut.

“Sangat senang, saya kira kegiatan ini sangat positif dari pada meramaikan hari raya pakai mercon, mendingan pakai ini, selain tidak berbahaya juga tidak menimbulkan orang sekitar kaget dan bagus,” ungkapnya.

Sementara itu untuk biaya pembuatan balon udara, warga membuatnya atau membeli bahannya secara bergotong-royong. (yud)